DAMASKUS- Pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal Indonesia, Bahrun Naim, kembali dilaporkan tewas. Menurut informasi dari sumber keamanan yang dikutip media Singapura, Channel News Asia, Bahrun Naim tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Suriah.

"Bahrun Naim tewas dalam serangan drone AS di Suriah sebelum Ramadan," tutur seorang sumber pejabat keamanan regional kepada Channel News Asia, seperti dilansir pada Kamis (5/7/2018). 

Diketahui bahwa bulan suci Ramadan dimulai pada 15 Mei lalu. Tidak disebut lebih lanjut mengenai lokasi detail tewasnya Bahrun Naim.

Laporan soal tewasnya Bahrun Naim di Suriah bukan yang pertama kali muncul. Pada November 2017 sempat muncul laporan bahwa Bahrun Naim tewas di Suriah, namun Kepolisian Indonesia atau Polri tidak bisa memverifikasi kabar kematian itu.

Dalam keterangan pada Desember 2017, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut kabar tewasnya Bahrun Naim hanya sebatas informasi di media sosial, yang belum dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya. 

Selama ini Bahrun Najim dikenal banyak merilis propaganda ISIS via internet untuk meradikalisasi dan mempengaruhi warga Indonesia untuk bergabung ISIS di Suriah. Bahrun Naim diketahui merekrut orang-orang untuk menjadi pengebom bunuh diri. 

Dituturkan sejumlah sumber pejabat keamanan regional kepada Channel News Asia, kematian Bahrun Naim diharapkan akan memperlemah propaganda dan pendanaan ISIS di Indonesia dalam jangka pendek.

"Naim sangat berpengaruh. Dia mempengaruhi banyak orang untuk bergabung IS (nama lain ISIS). Dia mengajari orang-orang soal cara merakit bom via aplikasi Telegram di mana dia mengunggah banyak cara manual merakit bom," kata sumber tersebut.

"Dengan kematiannya, setidaknya, akan mengurangi propaganda IS, gelombang rekrutmen, tutorial perakitan bom dan pendanaan (aktivitas teror) di Indonesia," imbuhnya.

Sosok Bahrun Naim dikenal sebagai sumber dana utama bagi serangan dan aktivitas teror di Indonesia, termasuk serangan bom di pos polisi depan pusat perbelanjaan Sarinah tahun 2016 lalu. Namanya masuk daftar Sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Juli 2017 untuk berpartisipasi dalam pendanaan, perencanaan, memfasilitasi, mempersiapkan atau melakukan aksi atau aktivitas' dalam mendukung ISIS.