JAKARTA - Bertempat di Aula KH Ahmad Dahlan, Gedung Dakwah Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, 4 Juli 2018, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Wakil Ketua DPR Fachri Hamzah, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Ketua PPP Rohamurmusy, beberapa anggota MPR dan menteri Kabinet Kerja, para duta besar negara sahabat, serta tokoh, pengurus, dan aktivis Muhammadiyah menghadiri acara halal bi halal.

Dalam sambutan, Ketua PP Muhammadiyah Haidar Nashir mengatakan mohon maaf  atas segala kesalahan dalam berinteraksi selama ini.

"Mudah-mudahan setelah menunaikan ibadah puasa, amalan kita dapat diterima oleh Allah," ujarnya.

Menurut Haidar, silaturahmi ini dilakukan untuk mempertautkan persaudaraan.

"Mungkin ada persaudaraan kita yang terputus. Untuk itu dalam silaturahmi yang kita lakukan ini juga untuk merajut kembali persaudaraan. Mari kita jadikan acara seperti ini untuk silaturahmi kebangsaan", tegasnya.

Zulkifli Hasan kepada para awak media mengatakan halal bi halal merupakan tradisi khas bangsa Indonesia. "Ini perlu dilestarikan", harapnya.

Kegiatan silaturahmi seperti halal bi halal menurut pria asal Lampung itu perlu diperbanyak apalagi di tahun politik menjelang Pemilu Presiden 2019.

"Silaturahmi antarparpol perlu dilakukan," ucapnya.

Dirinya menyebut kemarin NU telah melakukan halal bi halal, hari ini Muhammadiyah. Selanjutnya dirinya mengharap agar lembaga negara yang lain dan partai politik melakukan hal yang sama.

"Jadi kalau di tahun politik banyak silaturahmi, itu berarti bagus," tegasnya.

Dirinya mengakui saat ini, sebagai politisi, masih fokus pada pertemuan dan lobby-lobby lintas atau antarpartai. Hal demikian dilakukan agar penyusunan komposisi lintas partai dalam menghadapi Pemilu Presiden bisa kuat dan diterima masyarakat.

Lebih lanjut dipaparkan dalam menghadapi bursa Capres dan Cawapres, diharapkan partai politik semakin intens bertemu. "Besok pagi saya mengundang Anies Baswedan", ungkapnya.

"Sebelumnya saya mengundang Pak Prabowo, Cak Imin, Rizal Ramli, dan Pak Gatot," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut Zulkifli Hasan juga menyikapi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara; dan KM Lestari Maju di Selat Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Di mana tenggelamnya kapal tersebut membawa duka bagi bangsa Indonesia. Ada banyak korban jiwa dan raga dalam kejadian tersebut.

Zulkifli Hasan mengatakan, bila kecelakaan, tenggelamnya kapal motor, terjadi kali pertama, itu disebut sebagai musibah. Bila terjadi kedua kali, dikatakan sebagai kelalaian.

"Kalau terjadi ketiga atau terulang lagi itu merupakan bentuk ketidakpedulian. Ditegaskan jangan sampai ada kesan terjadi pembiaran. "Harus ada yang bertanggungjawab," paparnya.***