UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) menghadirkan Ustaz Abdul Somad, Lc., M.A., atau yang akrab disapa UAS, Selasa (3/7/2018) pagi tadi di Lapangan Tugu Darussalam, Banda Aceh. Kehadiran UAS dalam rangka halalbihalal silaturahmi keluarga besar Unsyiah. Kegiatan yang dikemas dengan tajuk “Melalui Silaturahmi Kita Tingkatkan Ukhuwah Kebangsaan” itu dihadiri ribuan peserta. Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., dalam sambutan mengapresiasi penuh kehadiran dosen UIN Suska Riau itu ke Unsyiah.

“Kebersamaan ini sebagai bentuk takwa kita kepada Allah Swt. Kita harus membangun bangsa ini dengan keikhlasan, kejujuran, dan kebersamaan,” paparnya.

Ditambahkan Rektor, pihaknya berharap kedatangan dan tausiah UAS memberi semangat bagi civitas Unsyiah untuk terus bekerja dan mendapatkan perlindungan Allah Swt.

Saat UAS menaiki panggung, gemuruh takbir menyambutnya saat mengawali tausiah. Dalam tausiahnya, UAS turut meluruskan nama Universitas Syiah Kuala. Sebab selama ini, beberapa pihak kerap mengkait-kaitkan Unsyiah dengan aliran tertentu. Padahal menurutnya, Unsyiah diambil dari nama besar Syekh Abdurrauf As-Singkili. Beliau adalah ulama terkemuka di masa Kerajaan Aceh Darussalam.

“Unsyiah bukan sekolah agama, bukan pondok pesantren, tapi sekolah umum. Kita perlu bangga Unsyiah memakai nama ulama terkemuka. Meski lembaga ini bukan institusi Islam, tapi ajaran Islam melekat,” sebutnya.

UAS pun turut menyebutkan pembuktiannya, seperti mahasiswa muslim Unsyiah yang diwajibkan mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan belajar membaca Alquran selama satu semester. Selain itu, ia juga menyinggung pemisahan pengunjung pria wanita saat acara berlangsung.

"Hari ini kita bisa melihat posisi duduk pria dan wanita dipisah. Ini merupakan bukti ajaran Islam dijunjung tinggi oleh sivitas akademika Unsyiah.”

UAS turut berpesan agar semangat Unsyiah dalam menghadirkan nilai-nilai Islam dapat terpatri dalam diri anak muda Aceh. Sehingga nantinya Aceh akan menjadi model dalam penerapan syariat Islam di negara demokrasi. Terlebih lagi, Unsyiah merupakan jantung hati masyarakat Aceh.

Selain itu, ia juga berharap agar para mahasiswa Unsyiah dapat menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan. Sekaligus memperjuangkan tegaknya Islam yang disertai berani terlibat dalam dunia wirausaha ekonomi Islam.

“Kalau mahasiswa zaman sekarang rusak akhlaknya, rusaklah negara ini,” pungkasnya.