MEDAN - Dinas Kesehatan Sumut Utara melakukan koordinasi dan sosialisasi kampanye measles rubella (MR), Selasa (3/7/2018) di Medan. Kampanye yang dilakukan pada Agustus - September ini harus dilakukan agar cakupan imunisasi dasar minimal 95 persen atau target Sumut 4 juta lebih anak (usia 9 bulan - 15 tahun) tercapai. "Program imunisasi merupakan salah satu program yang masuk dalam proyek prioritas nasional kesehatan. Tujuan imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, serta kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Kasi Bimbingan dan Pengendalian (Bimdal) Wabah dan Bencana Dinkes Sumut Suhadi.

Dikatakannya, kampanye MR adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella pada anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. "Program mulai Agustus - September ini bertujuan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella. Agustus kampanye MR dilakukan di sekolah dan September dilakukan di fasilitas kesehatan," ungkapnya.

Ditambahkannya, campak dan rubella sangat menular melalui udara dan menyebabkan cacat hingga kematian olehnya itu anak dan keluarga. Karenanya, perlu dilindungi dengan memastikan keluarga dan anak-anak di sekitar mendapatkan imunisasi MR di sekolah atau di pos imunisasi.

Sedangkan Perwakilan Kanwil Kemenag Sumut Muhammad Arifin menegaskan, pihaknya siap mensosialisasikan ke madrasah tentang adanya Kampanye MR pada Agustus - September.

"Imunisasi ini diperbolehkan oleh MUI, bahkan menjadi wajib jika tidak diimunisasi maka menyebabkan kematian, penyakit berat atau permanen. Jadi, jangan ada madrasah atau pesantren yang menolak atas basis agama, karena Fatwa MUI Nomor 4 tahun 2016 mubah," imbuhnya.

Dia akan menyurati madrasah se Sumut dan pertemuan terutama pada pimpinan Majelis Taklim, Lembaga Pendidikan Madrasah, Lembaga Pendidikan Agama, MUI, Lembaga Dakwah dan lainnya.
"Kampanye MR ini penting untuk menyelamatkan anak-anak kita dari kematian atau cacat akibat rubella dan campak," tambahnya.

Sedangkan Kadinkes Sumut, Agustama melalui Sekretaris, Ridesman saat membuka sosialisasi mengatakan, Indonesia berkomitmen mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit Rubella/kecacatan yang disebabkan oleh infeksi rubella saat kehamilan (congenital rubella syndrome) tahun 2020.

Salah satu upaya mempercepat capaian tersebut dengan melaksanakan kampanye (imunisasi massal) dan introduksi imunisasi campak/measles dan rubella (MR). Imunisasi MR bertujuan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella yang ada di masyarakat.

"Dua fase imunisasi MR yaitu fase pertama Agustus dan September 2017 di seluruh pulau jawa. Fase kedua agustus dan september 2018 diluar pulau jawa," katanya.

Ridesman menyebutkan lebih 150 negara melaksanakan imunisasi MR sejak 1970. Selanjutnya imunisasi MR akan menjadi bagian dari imunisasi rutin bagi anak usia 9 bulan, 18 bulan dan murid kelas 1 SD yang sudah dimulai Oktober 2017 di pilau jawa dan Oktober 2018 diluar pulau jawa.

Sasaran MR di Indonesia yaitu usia 9 bulan sampai 15 tahun dengan jumlah sekitat 67 juta lebih dan imunisasi MR sekitar 4 juta anak.

Pelaksanaan imunisasi MR Agustus 2018 di posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan pos imunisasi lainnya dengan sasaran bayi usia 9 bulan sampai 6 tahn. Lalu September 2018 di seluruh sekolah SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTD sederajat dan SMPLB.

"Karenanya keberhasilan program imunisasi ini dengan adanya dukungan semua pihak dan lintas sektor," harap Ridesman.