MEDAN - Sebaran fitnah kupon zakat Eramas dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab pada pukul 3 dini hari. Pembagiannya pun dilakukan di depan pos polisi kawasan Jalan Aksara Medan. Demikian diterangkan seorang tukang becak yang mendatangi posko Eramas Jalan A Rivai Medan, Kamis (14/6/2018).

Seorang tukang becak terlihat mendatangi posko Eramas siang tadi. Dia membawa selembar kupon zakat bergambar pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas).

Kepada tim Eramas, tukang becak bernama Maimun itu mengaku diberi kupon tersebut oleh empat orang yang mengendarai mobil.

"Jam tiga pagi tadi saya dikasih sama empat orang naik mobil, fortuner apa CRV gitulah. Saya gak ingat BK (nomor plat polisinya)," kata Maimun.

Diakuinya, saat pembagian kupon itu awalnya dia masih tertidur dan dibangunkan oleh empat orang tersebut.

"Saya tidur di becak pas depan pos polisi Jl Aksara. Orang itu bilang, saya mau duit apa enggak. Saya jawab mau. Lalu dikasih kupon ini dan disuruh datang ke sini (Posko Eramas)," kata Maimun.

Maimun pun dikasih 50 lembar kupon dan disuruh bagi-bagikan ke kawan-kawan.

Ada dua versi kupon yang di dapat mereka. Yang pertama adalah kupon zakat bergambar foto Edy-Ijeck bertuliskan kupon zakat Idul Fitri 1439 H. Selanjutnya kupon itu katanya bisa di tukarkan dengan uang sebesar Rp500 ribu per kepala keluarga.

Dibalik kupon itu tertulis pula syarat untuk mengambil zakat. Keluarga penerima zakat diminta untuk membawa fotokopi kartu keluarga dan KTP asli. Pesan terakhir dalam kupon itu meminta agar masyarakat bersedia memilih dan memenangkan pasangan ERAMAS 27 Juni mendatang.

Selain ERAMAS, kupon zakat itu juga menyeret nama Haji Anif, orang tua Musa Rajekshah. Dalam kupon itu menawarkan uang Rp1 juta per kepala keluarga.

Parpol pendukung ERAMAS langsung menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi kabar tersebut. Sekretaris DPD Golkar Sumut Irham Buana Nasution menegaskan bahwa pihaknya membantah kabar itu. Dia mengatakan tim ERAMAS sama sekali tidak pernah mencetak kupon itu.

"Kalau kita mencetak kupon itu, sudah pasti melanggar UU Pilkada. Kita juga sadar kalau itu tersebar di Masyarakat, pasti akan menyebabkan konflik," katanya.

Irham pun mendesak agar KPU, Bawaslu dan kepolisian bisa mengusut tuntas kasus itu. Karena hal itu sudah menciderai nama calon yang mereka usung.

"Ini bisa mennimbulkan konflik, Harapan kita, semua pihak bisa menjalankan peran masing masing. Karena pilkada bisa damai. Jangan sampai Pilkada, merusak tatanan masyarakat. Mari berkompetisi dengan sehat," katanya.

Senada, Sekretaris DPD Hanura Sumut Edison Sianturi mengatakan kantor mereka juga didatangi masyarakat, lantaran beredar juga kupon bergambar Ketua DPD Hanura Sumut Kodrat Shah.

"Kami mengutuk keras, siapapun oknum yang ada di balik ini. Ini udah merugikan masyarakat Sumut. Banyak masyarakat yang berharap, tapi harus kecewa," katanya.

Dalam konferensi pers itu juga dihadiri oleh Sekretaris PAN Sumut Hendra Cipta, Sekretaris Partai Gerindra Sumut Robert Lumban Tobing dan tim pemenangan lainnya.