BAGANSIAPIAPI - Kapolres Rokan Hilir, AKBP Sigit Adiwuryanto mengunjungi Gereja Bethel Indonesia (GBI) untuk memastikan informasi bahwa GBI yang berada di Dusun Sei Kayangan RT 015 RW 005 Kepenghuluan Balai Jaya telah ditutup paksa oleh sejumlah ormas dan masyarakat yang ada disana. Kehadiran Kapolres didampingi seluruh ketua RT dan Kepenghuluan serta Kasat dan Kabag dari Polres Rohil. Dari kunjungan tersebut, mereka melakukan dialog dengan pengurus gereja, pemuka agama serta tokoh masyarakat disana, ternyata dari hasil dialog yang berakhir sampai pukul 14.00 Wib, dipastikan bahwa informasi yang beredar adalah tidak benar.  Bahkan, warga serta pengurus GBI jadi bingung bagaimana bisa berita hoax itu berkembang cepat padahal dalam menjalankan ibadah, selama ini pihak gereja merasa aman aman saja. 

''Kita sudah konfrimasi keseluruh warga, tokoh masyarakat dan bertanya langsung kepada Pendeta Sukani Mendrofa. Ternyata tidak ada penutupan paksa dari warga. Bahkan jemaat disini merasa aman dalam melaksanakan ibadah di gereja," kata Kapolres usai melakukan kunjungan didusun Sei Kayangan tempat GBI pada hari Minggu (20/5/2018). 

Menurut keterangan Sigit, dalam pertemuan dengan pihak gereja, Pendeta sendiri merasa terkejut dan saat itu juga mereka memberikan klarifikasi bahwa tidak ada penutupan paksa oleh sejumlah ormas seperti isu yang telah berkembang saat ini. Untuk itu, Sigit meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu murahan seperti itu yang bisa memecah belah keutuhan bangsa. 

Sementara itu, ditempat sama, Pendeta Saukani Mendrofa mengatakan, pada tahun 2017 yang lalu, sudah ada kesepakatan antara pihak gereja GBI dengan masyarakat bahwa mereka sudah bisa menjalankan ibadah digereja pada tempat baru yakni didusun Sei Kayangan RT 015 RW 005 Kepenghuluan Balai Jaya atau berjarak kurang lebih dari tempat yang lama sekitar 500 meter ke tempat rumah ibadah yang baru. 

"Lokasi yang sudah disepakati tersebut jauh dari pemukiman masyarakat yang mayoritas muslim," kata Pendeta Saukani.

Jadi, kata Pendeta, dengan adanya kesepakatan itu, seluruh masyarakat dan pihak gereja tidak ada lagi permasalahan dan sampai detik ini, hubungan masyarakat dengan jemaat gereja rukun-rukun saja. Dirinya juga sangat menyesali adanya informasi yang tidak benar sehingga membuat warga disini jadi gusar. ***