MEDAN - Sungai-sungai di Sumatera Utara (Sumut) belum mampu keluar dari masalah, terutama pencemaran dan pendangkalan. Akibatnya, setiap kali musim hujan, beberapa daerah kerap mengalami banjir.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Utara II, Roy Paganom Pardede, mengatakan, masalah utama sungai di Sumut adalah sampah, pemukiman dan alih fungsi lahan.

"Masyarakat masih saja membuang sampah di sungai," katanya di sela-sela acara serah terima bantuan perahu karet oleh Balai Wilayah Sungai kepada Pemrov Sumut di Jalan AH Nasution, Medan.

Masalah sampah tersebut menyebabkan sungai-sungai yang ada mengalami pendangkalan. Usaha yang dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya hingga kini belum mampu mengatasi masalah tersebut.

Banyaknya pemukiman di sisi kira dan kanan sungai juga masih menjadi faktor penyebab rusaknya sungai-sungai yang ada. Selain itu, alih fungsi lahan yang terus dilakukan menyebabkan debit air mengalami penyusutan.

"Saat ini banyak hutan yang jadi gedung, perkebunan dan lainnya," ungkapnya.

Kondisi demikian menyebabkan bencana banjir bandang kerap terjadi. Hutan-hutan di sekitar sungai, yang seharusnya menjadi penahan air kini terus berkurang sehingga tak mampu menahan laju air dalam jumlah banyak.

Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya mengaku tidak bisa bekerja sendiri. Kegiatan fisik maupun nonfisik terus dilakukan mulai dari membuat cekdam dan bendungan, mengelola drainase primer hingga menyadarkan masyarakat terkait keberlangsungan sungai.

"Namun upaya-upaya itu belum cukup," kata dia.

Adapun normalisasi sungai yang terus dilakukan tiap tahun, tanpa dukungan dari masyarakat tentu tak akan berarti apa-apa.

"Intinya kita semua bekerja sama-sama, menjaga lingkungan sungai untuk masa depan," pungkasnya.

Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung mengakui, akhir-akhir ini sejumlah daerah di Sumut rawan banjir. Sejak awal tahun, setidaknya ada beberapa daerah yang telah mengalami banjir, mulai dari Kota Tebingtinggi, Medan, Asahan, Samosir dan beberapa daerah lainnya.

"Masalahnya memang karena banyak sungai dan drainase yang tak berfungsi normal," ungkapnya.***