MEDAN - Pendeta Dr Eben Siagian, STh menyayangkan politisasi doa para pendeta untuk Edy Rahmayadi. Hal ini setelah beredarnya video hasil editan yang mendiskreditkan Edy Rahmayadi di media sosial. Dalam video editan itu kemudian disebut Edy dibaptis dan menggadaikan iman untuk kepentingan politik. Padahal video aslinya adalah Edy Rahmayadi menghadiri acara Komunitas Pendeta Internasional Indonesia Sumatera Utara.

"Jangan dibilang Pak Edy itu dibaptis. Tidak ada begitu. Kami mendoakan dia saja sebagai calon pemimpin Sumatera Utara dan mudah-mudahan terpilih," kata Pdt Eben Siagian, kepada wartawan, Rabu (9/5/2018).

Pendeta Siagian yang dalam acara komunitas itu juga hadir sebagai undangan dan memberi kotbah mengatakan, masyarakat harus memahami bahwa video yang diedarkan itu dikarenakan situasi politik Pilgubsu 2018.

"Kalau tidak karena Pilgubsu, pasti tidak ada masalah itu. Tidak akan begitu beritanya, jadi dimiring-miringkan. Saya kenal Pak Edy, beliau itu taat pada agamanya," ungkap Pendeta Eben sang mantan aktivis GMKI dan GAMKI tersebut.

Dia menambahkan, Edy Rahmayadi sebelumnya juga sudah pernah didoakan pemimpin umat Kristiani Sumut beberapa tahun lalu. Tepatnya saat Edy akan berangkat tugas sebagai Pangkostrad.

Diketahui Edy sebelum Pangkostrad adalah Pangdam I/BB. Waktu itu, Edy didoakan di Kantor Pdt MD Wakkary di Jalan Letjend S Parman.

"Waktu itu Pak Edy juga sudah pernah didoakan pendeta. Tapi tak ada yang ribut. Artinya, ya persoalan video yang diedarkan ini sangat berkaitan dengan politik lah," kata Siagian yang juga hadir saat mendoakan Edy Rahmayadi di Gedung Nafiri, pekan lalu itu.

Pendeta Siagian mengaku pernah mengalami hal semacam ini saat menyambut Presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam kunjungan ke Medan pada tahun 2000. Saat itu Siagian menyematkan ulos pada Gus Dur.

"Besoknya, muncul berita Gus Dur dibaptis pendeta. Padahal cuma diulosi. Jadi bukan hanya Pak Edy yang pernah jadi korban begini, Gus Dur yang Presiden dan ulama saja pernah kena," pungkasnya.