SURABAYA - Kala Persebaya Surabaya sedang menggelar latihan rutin di Lapangan Polda Jawa Timur, Surabaya, Kamis (3/5/2018), Presiden klub, manajer, pelatih, asisten pelatih, kit man dan semua pemain hadir.

Pemandangan unik muncul dari pinggir lapangan. Sesosok lelaki tua dan memakai kaus tim Bajul Ijo, berlarian di sekitar gawang. Lelaki yang semua rambutnya berwarna putih itu, sigap mengambil bola lalu mengumpulkannya di satu titik.

Lelaki tua itu bernama Moch Madrai. Biasa dipanggil Mbah Madrai. Ia sudah berumur 71 tahun!

Rupanya Mbah Madrai adalah masseur alias tukang pijat di Persebaya. Tiap hari, ia memijat pemain yang butuh jasa keahliannya. Meski sudah berumur 71 tahun, tangan mbah Madrai masih sigap. Tak kalah dengan masseur yang jauh lebih muda.

"Selalu ada pemain yang minta pijat. Rata-rata lebih pada pemijatan perawatan saja. Saya juga rajin menjaga kebugaran, agar pemain tak kecewa dengan jasa saya," beber Mbah Madrai.

Mbah Madrai bukan kali ini saja mengabdi di Persebaya. Ia mengaku sudah melakukannya sejak lama. Pada tahun 2000 hingga 2013, ia sudah menjadi masseur di Persebaya. Lalu sempat vakum selama empat tahun dan kembali lagi menjadi masseur pada 2017 lalu.

Selama menjadi masseur di Persebaya, puluhan pemain terkenal sudah pernah menjadi passiennya. Ia juga sudah bekerjasama dengan banyak pelatih beken.

"Banyak kenangan yang tak mungkin terlupakan. Saya kerja mulai pelatih Fredu Mulli, Jacksen F. Tiago hingga Alfredo Vera," katanya.

Lantas apa yang membuat mbah Badrai tetap suka menekuni profesi masseur di usia yang sudah senja?

Sampai kapan pun, katanya, ia merasa menjadi bagian dari sejarah panjang Persebaya. Sekadar informasi, pada tahun 1969, mbah Badrai menjadi pemain Persebaya.

Ia seangkatan dengan pemain-pemain tenar masa itu. Sebut saja Rusdi bahalwan, Abdul Kadir, Mudayat, Hartono, hingga Yakub Sihasale.

Semangat mengabdi untuk Persebaya itulah yang membuat mbah Madrai tetap sehat di usia lanjutnya.

"Rata-rata rekan seumuran saya sudah meninggal atau santai di rumah. Saya tidak bisa. Saya harus ada kegiatan yang bikin ayem," tukasnya.

"Bagi saja, pekerjaan ini sangat menyenangkan. Bangga rasanya jika ada pemain yang cedera atau kelelahan, saya pijat, lalu sembuh dan main bagus. Dan, itu tak bisa diukur dengan uang. Kepuasan batin itu di atas segalanya," pungkas Mbah Madrai. ***