SAMOSIR - Bagi warga Sumatera Utara (Sumut) secara khusus dan Indonesia umumnya bila bepergian ke daerah Tapanuli, tepatnya ke Balige, Toba Samosir (Tobasa), jangan lupa singgah ke TB Silalahi Center. Sebab, di lokasi ini juga ada Museum Batak TB Silalahi Center dan sangat cocok menjadi tujuan wisata keluarga.

Pengunjung atau wisatawan yang membawa keluarga (anak) ke TB Silalahi Center akan banyak belajar dari perjuangan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ini, mulai dari sekolah hingga menjabat sebagai menteri. Di TB Center dipajang secara detail dan lengkap perjalanan hidup Letjen TNI Tiopan Bernhard (TB) Silalahi dan dilengkapi berbagai prestasi yakni piagam atau penghargaan yang diraih.

Memasuki halaman TB Silalahi Center pengunjung disambut helikopter yang digunakan TB Silalahi saat bertugas di TNI Angkatan Darat (AD), tank TNI AD dan patung TB Silalahi didamping macan tutul. Agar bisa melihat perjalanan hidup TB Silalahi pengunjung cukup merogoh kantung dengan mengeluarkan Rp 10.000 saja.

Di Museum TB Silalahi Center, pengunjung bisa lebih mengenal TB Silalahi karena dipajangkan perjalanan karir mulai sekolah hingga pejabat negara. Pengunjung juga bisa melihat berbagai jenis senjata milik TNI AD, alat trasportasi yang dipergunakan TB Silalahi mulai dari kendaraan roda dua (vespa), jeep TNI AD, hingga mobil sedan dan juga ada lambang kepangkatan TNI AD.

Seorang pengunjung Natalina LB Rumapea menyebutkan TB Silalahi Center cocok menjadi tujuan wisata keluarga, karena setelah melihat perjalanan hidup TB Silalahi ini maka akan menjadi inspirasi atau motivasi para generasi muda untuk mengikuti jejak TB Silalahi yang berasal dari kampung bisa meraih pangkat jenderal dan menjabat menteri.

Pengunjung tidak hanya melihat perjalanan hidup TB Silalahi, di areal tersebut ada kampung Batak terdiri dari rumah adat Batak. Di kampung Batak ini pengunjung bisa melihat berbagai jenis rumah milik petani, nelayan. Dan dari informasi yang diperoleh, rumah adat ini dihibahkan atau disumbangkan pemiliknya kepada TB Silalahi untuk melestarikan budaya Batak. Di kampung Batak ini juga pengunjung bisa manortor (menari) bersama karena disuguhi musik gondang.

Masih di areal yang sama, pengunjung juga bisa menjajal Museum Batak TB Silalahi Center. Di museum tersebut pengunjung bisa melihat sejarah Batak mulai dari Toba, Simalungun, Karo, Pakpak dan lainnya. Termasuk melihat alat tenun, alat music tradisional (gondang), alat tangkap ikan nelayan, alat pertanian dan peninggalan sejarah lainnya.

Pengunjung juga akan mengetahui sejarah Islam masuk ke tanah Batak, sejarah masjid Al Hadhonah Balige, Kristen masuk Batak, mitologi dan kepercayaan Batak dan lainnya termasuk perjuangan Batak mengusir penjajah dari Tapanuli. Ada ruang khusus menyajikan tentang perjuangan melawan penjajah yang disuguhkan melalui audio visual.

Menurut petugas loket TB Silalahi Center M br Simarmata, pengunjung atau wisatawan yang datang bukan hanya keluarga dari suku Batak, tapi juga ada dari berbagai suku lainnya seperti wisatawaan dari Medan, Malaysia, China dan berbagai negara lainnya. Diakuinya pengunjung yang datang menikmatai TB Silalahi Center dan Museum Batak TB Silalahi Center selalu ramai.

Pada akhir pekan (Sabtu-Minggu), katanya, pengunjung mencapai 800 orang. Sementara pada musim libur panjang dan libur keagamaan (Natal, Tahun Baru) dan Idul Fitri pengunjung antara 1.800 orang hingga 2000 orang. “Hari biasa saja pengunjung mencapai 800 orang, kalau libur keagamaan mencapai ribuan orang,” kata M br Simarmata. ****