MEDAN - Aksi coret seragam siswa SMA yang selesai Ujian Nasional (UN) dan berkumpul di Lapangan Merdeka, ini memacatkan Jalan Pulau Pinang, Jalan Kereta Api Medan menuju Jalan Kesawan Medan, Kamis (12/4/2018). Bukan hanya menggunakan sepeda motor, bahkan angkutan umum yang sengaja dicarter para siswa juga mangkal di kawasan Pasar Ikan Jalan Kereta Api.

Aksi siswa ini menuai tanggapan dari Pengamat Pendidikan Sumut, Ali Nurdin MA. Menurutnya, aksi coret seragam ini bagian dari potret buram pendidikan Indonesia bahkan kegagalan pendidikan karakter yang selama ini didengung-dengungkan pemerintah.

"Semakin tahun aksi corat-coret ini semakin menjadi-jadi, bahkan mengarah aksi premanisme dan brutal. Mereka tidak lagi menghiraukan norma agama, adat istiadat bahkan norma hukum. Seenaknya secara bergerombolan dan berkonvoi di jalan raya tidak memakai helm, knalpot blong, berbonceng tiga, gaya dan warna rambut yang dicet, pakaian seronok bagi siswi, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang minuman-minuman keras," sesalnya.

Maka dari itu, kata Ali Nurdin, ketegasan pihak kepolisian maupun satpol PP juga diperlukan dalam menghempang perilaku yang sama tahun depan.

"Inikan zaman now, tapi siswanya masih zaman dulu. Kasihan mereka jika dibiarkan berkelanjutan," katanya sembari berharap orangtua juga harus peduli pada anak-anaknya yang akan lulus SMA.