Medan - Elly atau yang akrab disapa Wak Kartini (60) ibu Kompol Fahrizal (40), eks Kasatserse Polrestabes Medan, tersangka penembakan yang menewaskan Jumingan (33), tak kuasa menghadapi kenyataan pahit yang dihadapinya.

Ia harus kehilangan nyawa menantunya, sementara anaknya, kini harus mendekam di penjara.

Menghadapi para pelayat yang datang ke rumahnya di Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, No 14, Kelurahan Bantan, Kecamatan Medan Tembung, ia hanya terduduk lesu berderai air mata. "Udahlah, udah," kata Elly sesunggukan kepada para pelayat.

Air matanya terus berderai. Ia duduk di sisi tempat yang disiapkan untuk pembaringan terakhir sang menantu. Jenazah sang menantu yang masih berada di RS Bhayangkara Polda Sumut rencananya akan disemayamkan di rumah duka sebelum diberangkatkan ke tempat orangtuanya di Kisaran.

Elly tak menyangka kedatangan Fahrizal Rabu malam itu justru berujung naas. Fahrizal diketahui datang karena telepon dari ibunya yang mengeluh sakit.

"Waktu datang baik-baik aja. Dia (Fahrizal) nanya mamak kenapa? Mamak mau makan apa?," kata Ani, salah seorang keluarga Elly.

Kedatangan Fahrizal ke rumah Elly malam itu pun berlangsung hangat. Fahrizal, istrinya, dan ibunya, beserta Jumingan duduk di ruang tamu dan berbincang hangat. Fahrizal sempat terlihat memijat kaki ibunya. "Tapi gak tahu kok bisa sampai begini. Mamaknya juga gak nyangka," katanya.

Motif penembakan Jumingan oleh Fahrizal masih abu-abu. Para tetangga malam itu hanya mendengar letusan tembakan beberapa kali. Awalnya, para tetangga menyangka letusan itu bunyi petasan. "Ada beberapa kali letusan. Sampai di luar juga masih nembak," kata seorang tetangga.

Karena mengetahui letusan itu adalah tembakan senjata api, para tetangga tidak berani keluar apalagi bermaksud melerai. "Kami takutlah," sebut pria yang meminta identitasnya tidak ditulis itu.

Fahrizal saat ini diketahui menjabat Wakapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya dia menduduki sejumlah posisi penting di jajaran Polda Sumut, seperti Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu, kemudian Kasat Reskrim Polresta Medan.

Saat Polres Medan naik tingkat menjadi Polrestabes, alumnus Akpol 2003 ini kemudian menjadi Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, hingga akhirnya menempuh pendidikan Sespim.