MEDAN - Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, saat ini harga tomat, kol, wortel, kentang mengalami penurunan tajam belakangan ini. Sayangnya komoditas tersebut bukan merupakan komoditas yang bisa disubstitusi sehingga kerap luput dari fokus pengendalian inflasi di daerah. Penurunan harga sayur mayur tersebut pastinya sangat mengganggu petani. “Dari pantauan kami di pasar, sejumlah kebutuhan pangan tersebut turun harganya karena sisi pasokan yang melimpah. Ada panen besar di komoditas sayuran tersebut yang mengakibatkan banyak penumpukan barang sehingga harganya terpuruk. Penurunan harga sejumlah sayur mayur itu sudah berlangsung dalam sepekan terakhir. Saya memperkirakan harganya akan bertahan murah setidaknya hingga 2 minggu yang akan datang,” katanya, Selasa (3/4/2018).

Lanjutnya, permasalahan turunnya harga sayur mayur tersebut sudah barang pasti akan menekan daya beli petani. Kalau konsumen pasti tidak mempermasalahkan anjloknya harga sayuran yang saat ini terpuruk hingga 50% an.

Karakteristik sayur mayur yang cepat busuk tersebut tentunya menggiring kenaikan harga dengan cepat saat pasokan sedikit saja mengalami kenaikan. Masalah ini lebih dikarenakan petani kita yang memang belum terorganisir dengan baik. Petani kita tidak diarahkan untuk menanam dengan pola tanam yang teratur sehingga sisi persediaan bisa dikendalikan,” ujarnya.

Ditambah lagi, saat ini sejumlah petani di sekitar binjai juga menanam tanaman tomat. Pemetaan tanaman pangan ini seharusnya sudah menjadi tugas rutin kita sehingga harga bisa distabilkan dalam tempo waktu panjang. Terlebih kita juga tidak memiliki manajemen stok dalam pengendalian tomat, kol, wortel dan kentang. Sejauh ini baru bawang dan cabai yang dikendalikan.

Ditengah terpuruknya harga sayur mayur, harga komoditas cabai belakangan stabil dikisaran Rp35.000 hingga Ro40.000 per Kg. Sementara itu bawang putih yang sebelumnya sempat turun ke Rp28.000 per Kg, saat ini harganya kembali meroket dikisaran Rp40.000 per Kg.

Untuk harga kebutuhan pangan lainnya masih terpantau tidak mengalami perubahan. Beras masih bertahan dikisaran Rp11.000 an per Kg untuk kualitas medium. Sementara itu harga telur ayam yang sempat turun di bulan lalu, saat ini harganya relative stabil dikisaran Rp20.000 per Kg. Demikian halnya dengan harga daging ayam.

“Penurunan harga komoditas sayuran ini sangat berpeluang memicu terjadinya defasi di komoditas tersebut. Jika harga cabai, bawang, dan ikan segar stabil dibulan ini. Bukan tidak mungkin laju inflasi April ini akan lebih rendah dari bulan maret sebelumnya. Meski demikian ada sejumlah faktor yang sulit diprediksikan yang bisa saja merubah arah ekspektasi harga,” pungkasnya.