MEDAN - Calon Gubsu Nomor Urut 1 Edy Rahmayadi berkesempatan menemui dan bersilaturahmi dengan masyarakat Pulau Kampai, Sabtu (31/3/2018). Tiba di sana, Edy yang didiamping isteri Hj Nawal Lubis, dan rombongan langsung berbaur bersama masyarakat. Tampak hadir juga tokoh nasional asal Langkat, Prof Djohar Arifin Husein. Desa Pulau Kampai yang terletak di Kecamatan Pangkalansusu, Langkat, Sumatera Utara, selain dikenal menyimpan nilai-nilai budaya peninggalan sejarah seperti legenda Keramat Datuk Panjang juga dikenal sebagai desa penghasil belacan (terasi) terbaik.

Diketahui, Makam Datuk Panjang yang ada di Pulau Kampai sering diziarahi oleh banyak orang yang berdatangan dari luar daerah, termasuk etnis Tionghoa. Di dalam kompleks makam itu terdapat dua pusara berukuran panjang yang berdampingan. Satu berukuran enam meter dan yang satunya lagi mencapai empat meter lebih yang berlokasi tidak jauh dari kuburan Mas Merah.

“Menurut cerita orang tua jaman dulu, penghuni dua kuburan panjang adalah seorang pemuka agama dan isterinya, namun kisah itu sampai saat ini masih misterius. Yang jelas masyarakat Pulau Kampai menghormati makam itu, dan menjaganya sebagai kekayaan budaya masa lampau pendahulu kami di pulau ini,” kata Zakaria, tokoh masyarakat Pulau Kampai, saat menjelaskan makam panjang itu.

Dia menjelaskan bahwa sejak jaman dahulu penduduk Desa Pulau Kampai, didiami oleh beberapa suku dengan latar belakang yang berbeda di antaranya, Melayu, Aceh, Jawa, Tionghoa dan etnis suku lainnya dengan jumlah penduduk saat ini mencapai kurang lebih 5.000 jiwa. "Meski berbeda etnis, suku dan agama, tapi seluruh warga di sini bisa hidup berdampingan secara rukun dan damai," ujarnya.

Sebelum Indonesia merdeka, Pulau Kampai dikenal sebagai daerah penghasil lada. Ketika Indonesia merdeka, belacan produksi Pulau Kampai adalah yang terbaik di duniah bahkan kabarnya belacan yang diproduksi oleh tenaga ahli keluarga Tionghoa secara turun temurun di desa pesisir pantai itu telah dikenal di Medan, Pulau Jawa dan manca negara (Malaysia dan Belanda). Edy Rahmayadi pun tahu betul soal belacan Pulau Kampai.

“Belacan produksi Pulau Kampai ini paling enak di dunia. Menurut saya, tak ada yang mengimbanginya. Saya berharap ini bisa terjaga terus sampai akhir masa. Walaupun saya tahu itu tidak mudah, tapi kita harus berani mempertahankan itu. Karena belacan itu kearifan lokal kira, yang mendunia,” kata Edy.

Edy menambahkan, dirinya meyakini masyarakat Pulau Kampai ini adalah orang-orang yang bermartabat. Sebab masih menjaga sejarah dan melestarikannya. “Peninggalan sejarah, dan cerita-cerita yang menyertainya ini bisa dijadikan objek wisata. Saya tahu di sini juga ada Pulau Berawe, destinasi baru wisata pantai di Langkat. Mari kita ajak orang Sumut datang ke sini,” pungkasnya.