MEDAN - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini mengalami pelemahan yang cukup dalam berimbas dari penurunan saham di bursa Wallstreet dan Bursa Asia. IHSG memerah di tutup 43 Poin atau melemah 0,6% di level 6.210. level tertinggi berada di level 6.210 dan level terendah berada di level 6.085. Dikatakan Pengamat Ekonomi, Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin pada pembukaan perdagangan hari ini, investor saham merasa dikejutkan dengan pelemahan IHSG yang dalam, namun penurunan ini dianggap investor sebagai waktu yang tepat uintuk membeli saham dengan jumlah yang banyak sehingga IHSG berhasil menguat meskipun tidak ditutup di zona hijau.

“Bursa saham Wallstreet dan Asia mengalami penurunan yang cukup dalam akibat kebijakan Trump yang menaikkan tarif impor pada barang-barang yang berasal dari China dan menuding China melakukan pelanggaran perdagangan International serta kebijakan Trump yang memecat kembali salah satu Menteri di kabinetnya. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi investor dimana investor merasa aksi ini akan memicu serangan balik dari China. Perang dagang ini jelas sangat merugikan perusahaan perusahan yang memiliki ketergantungan bahan baku dari impor China dan sebaliknya,” katanya, Jumat (23/3/2018).

Lalu, sambutnya Indeks Dow Jones mengalami Koreksi dalam sebesar 2,9%, NYSE melemah 2,4%, S&P 500 melemah 2,5% dan Nasdaq melemah 2,4%. Sedngkan di bursa Asia, Indeks Shanghai Composite melemah dalam 3,3%, Kospi200 melemah 3,4% dan Hangseng melemah 2,4%.

“Disisi lain, Nilai tukar mata uang Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Dollar AS bergerak mix dengan mata uang lainnya. Kenaikan suku bunga The Fed membuat mata uang Rupiah melemah cukup dalam mencapai Rp. 13.828. Kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuanya dirasakan cukup untuk menguatkan nilai mata uangnya namun disatu sisi perkembangan ekonomi global AS sedang tidak stabil akibat kebijakan trump untuk menaikkan tarif impor barang,” pungkasnya.