MEDAN - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sumatera Utara mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati terhadap beras yang dikonsumsi selama ini. ini.

Untuk mengetahui beras yang dikonsumsi itu asli atau tidak (mengandung bahan kimia yang disemprotkan), ada salah satu caranya.

"Apabila ingin tahu apakah beras yang dibeli original atau mengandung bahan kimia, dapat diuji dengan menyimpannya dalam waktu sebulan. Kemudian, kalau tidak berkutu maka hati-hati, apalagi warnanya putih," ungkap Kepala Bulog Sumut Benhur Ngkaimi di Medan, akhir pekan ini.

Menurut Benhur, idealnya seminggu atau dua minggu beras sudah ada kutunya. Dengan begitu, menunjukkan beras tersebut asli tanpa bahan kimia.

"Kutu itu sebenarnya tidak ada masalah, hanya memang perlu dibersihkan sebelum digunakan untuk dikonsumsi," tegasnya.

Diutarakan Benhur, apabila beras ada kutunya bukan menandakan kualitasnya menurun, tetapi merupakan original alias asli. Lain halnya bila beras mengandung bahan kimia, maka kutu tidak akan ada atau lengket.

"Kutu itu merupakan bagian dari beras. Kalau beras tidak berkutu, maka diharapkan hati-hati (mengandung bahan kimia)," ucapnya.

Lebih jauh Benhur mengatakan, beras yang disimpan di Gudang Bulog saat ini relatif lebih cepat disalurkan dengan rata-rata 2-3 bulan. Namun, sebelumnya bisa sampai di atas 6 bulan.

"Sekalipun terjadi penurunan mutu, kita ada proses standarisasi yang dilakukan sebelum penyaluran kepada masyarakat. Standarisasi itu misalnya reprosing, apakah beras tersebut sudah terjamin kebersihannya dari kutu," ujarnya.

Dia menambahkan, di petani binaan Bulog Sumut ada proses pemeliharaan kualitas beras setiap dua sampai tiga bulan sekali. Salah satu tujuannya untuk menghilangkan kutu dalam beras.