DELISERDANG - Pondok Pesantren Mawaridussalam menggelar puncak dan sujud syukur Milad ke-8 tahun, Selasa (20/2/2018). Acara yang dihelat di Aula Ponpes Mawaridussalam Batangkuis Deliserdang, Sumatera Utara itu turut menghadirkan Cawagubsu Musa Rajekshah.

Kepada civitas pondok, Musa Rajekshah menyampaikan selamat milad kepada Ponpes Mawaridussalam.

"Selamat milad buat Ponpes Mawaridussalam. Saya gak menyangka bisa berada di pesantren yang luar biasa ini. Auranya luar biasa," kata pria yang akrab disapa Ijeck saat menyampaikan pidatonya.

Ijeck menggarisbawahi bahwa membangun Pondok Pesantren tidaklah mudah.

"Ini bukan sekadar kita punya modal finansial lalu membangun pesantren. Ayah saya punya niat bangun pesantren, tapi belum kesampaian sampai saat ini," kata Ijeck.

Di usia yang masih terbilang muda, sambung Ijeck, Ponpes Mawaridussalam memiliki semangat untuk berkontribusi mencetak generasi yang berakhlak.

"Di usia 8 tahun sudah ada 1.515 santri/santriwati ditempah di sini. Padahal tadi kata Buya Sahib Marqum (pimpinan Ponpes) di tahun pertama santri masih 98 orang. Ini semangat luar biasa dari pesantren yang luar biasa pula," kata Ijeck.

Dari situ, sambung Ijeck, dirinya memahami pesantren tak sekadar menuntut ilmu.

"Tapi juga mempelajari kehidupan. Saya berpesan kepada santri/santriwati untuk bersungguh-sungguh belajar," tukasnya.

Pimpinan Ponpes Mawaridussalam Drs Sahib Marqum MM mengaku bersyukur dengan peringatan milad tersebut.

"Allah itu memaklumi. Artinya kalau kita mau bersyukur ya silakan, kalau tidak ya tanggung sendiri," kata Sahib Marqum. Wajah memancarkan sinar kesuksesan.

Sahib Marqum menjelaskan sejarah berdirinya Ponpes Mawarudussalam. Dikatakan, ponpes tersebut berdiri pada 10 Februari 2010.

"Awalnya hanya 98 santri. Tahun ini sudah 1.515 santri/santriwati. Bersama dewan nazir Mawaridussalam berniat melakukan wakaf yang terbaik untuk umat," katanya.

Dikatakannya, peringatan milad ini bentuk rasa syukur. "Saya juga bersyukur karena memiliki ustad/ustadzah yang siap membentuk karakter santri/santriwati yang berakhkakul karimah," tukasnya.

Hadir pada acara itu Ketua MUI Kota Medan Prof M Hatta yang memberi tausyiah.

"Prinsip menggapai Islam yang bermartabat. Jadikan santri/santriwati sebagai benteng keimanan agar menjadi manusia bermartabat," tukasnya.

Usai acara, santri/santriwati berebut bersalaman dan berswafoto bersama Ijeck.