MEDAN - Semarak Tahun Baru Imlek 2569 dirasakan seluruh masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia, tak terkecuali di Kota Medan.

Dalam penanggalan Cina, tahun lalu merupakan Tahun Ayam Api, sedangkan Imlek tahun ini merupakan Tahun Anjing Tanah.

Salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Sumatera Utara, Brilian Moktar berpandangan, Imlek tahun ini bukanlah tahun yang mudah untuk dilalui.

"Menurut pribadi saya, anjing itu kan pekerja keras. Jadi tahun ini tidak mudah untuk dilalui. Ini adalah tahun yang harus rajin dan bekerja keras untuk meraih yang belum tercapai di tahun-tahun sebelumnya," ujar Brilian di Medan.

Menurutnya, perayaan Imlek di Indonesia tidak hanya dirasakan oleh masyarakat etnis Tionghoa saja, namun juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Hal ini lah yang menunjukkan keberagaman yang dimiliki Indonesia. Apalagi Sumut ini memiliki beragam suku, etnis, dan agama," ucapnya.

Pria yang akrab disapa BM itu menjelaskan, perayaan Imlek bukan hanya untuk agama tertentu. Sebab semarak Imlek juga dirasakan oleh etnis Tionghoa yang beragama lain.

"Maka jadikan ini sebagai untuk mempererat tali silaturahmi dan untuk menjaga kerukunan. Jangan bawa isu-isu SARA dan termakan isu hoax, apalagi kita ini memasuki tahun politik. Meski kita berbeda pilihan, jangan buat itu menjadi perpecahan diantara kita karena kita semua adalah NKRI," imbuhnya.