JAKARTA - Survei yang dilakukan lembaga survei Poltracking Indonesia menunjukkan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto masih menjadi yang tertinggi untuk saat ini sebagai kandidat calon presiden di Pemilihan Presiden 2019.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda memaparkan, bila keduanya bertarung, elektabilitas Jokowi jauh lebih unggul dibandingkan Prabowo. Elektabilitas Jokowi mencapai angka 57,6 persen sementara Prabowo masih pada angka 33,7 persen.

Trend dan gap elektabilitas kedua figur ini juga tidak terlalu berbeda dengan survei Poltracking sebelumnya (November 2017), yaitu berjarak antara 20%-25% dengan elektabilitas Prabowo berkisar di angka 20%-33% dan elektabilitas Jokowi berkisar di angka 45%-57%," ujar Hanta di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (18/2/2018).

Pada survei tersebut, dilakukan simulasi terhadap lima nama tokoh yang berpeluang menjadi capres. Hasilnya elektabilitas Jokowi dan Prabowo pun masih berada di atas sejumlah nama seperti Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dan Direktur Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Elektabilitas tokoh lainnya masih berada di bawah angka lima persen.

Meski elektabilitasnya cukup tinggi karena sebagai petahana, Hanta tetap mengingatkan elektabilitas Jokowi masih belum aman.

"Jokowi capres terkuat tetapi masih belum aman sebagai capres incumben karena elektabilitasnya masih di bawah 60%," kata Hanta.

Survei Poltracking kali ini dilakukan pada 27 Januari-3 Februari dengan melibatkan 1.200 responden yang di seluruh provinsi di Indonesia. Survei menggunakan metode stratified multistage random samplingdengan margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.