MEDAN - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik kini telah mengembangkan metode pemeriksaan melalui kedokteran nuklir. Metode ini untuk mendeteksi penyakit terhadap pasien. Kepala Unit Kedokteran Nuklir RSUP Haji Adam Malik dr Edison SpKN (K) MKes mengaku, setiap hari pihaknya mampu melayani 5 hingga 6 orang pasien. Akan tetapi, sebut dia, pasien kanker adalah yang paling mendominasi dalam menggunakan pelayanan itu.

"Pasien terbanyak menggunakan kedokteran nuklir ini adalah kanker. Tentunya ialah pasien kanker payudara," ungkapnya kepada wartawan, Senin (5/2/2018).

Namun sejauh ini masih hanya dikembangkan untuk mendeteksi penyakit dan belum mengarah ke terapi pengobatan

Edison menjelaskan, untuk kanker, kedokteran nuklir ini dapat digunakan bagi penentuan stadium penyakitnya. Sehingga dokter yang menangani pasien, dapat memutuskan apakah dapat dilakukan pengobatan, ataukah mengambil tindakan.

"Kalau untuk pemeriksaan penyakit jantung, misalnya seperti pasien yang mau kateterisasi, atau pasang balon. Begitupun dengan ginjal, kita bisa lihat kanan dan kiri mana yang lebih jelek. Tapi biasanya untuk pasien kita rujukan baik dari jantung, onkologi, bedah, penyakit dalam, ataupun paru," jelasnya.

Pada deteksi kanker, lanjut Edison, kedokteran ini juga dilakukan untuk melakukan deteksi dini. Sehingga penyakitnya akan dapat dengan lebih cepat diketahui. "Jadi bisa lebih awal, apakah sudah ada kena ketulang atau tidak," ujarnya.

Edison menambahkan, sesuai rencana, kedokteran nuklir RSUP Haji Adam Malik kedepan, akan diproyeksikan untuk dapat melakukan terapi bagi pasien. Namun untuk kapan pastinya, tutur dia, rumah sakit satu-satunya di Pulau Sumatera yang memiliki layanan kedokteran nuklir ini belum dapat ditentukan.

"Kita rencanakan pada tahun ini atau tahun depan. Karena memang, nuklir ini selain untuk diagnostik, sebenarnya juga bisa untuk terapi," tukasnya.