MEDAN - Kinerja ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) sepanjang 2017 mencatatkan tren positif. Salah satu pendorong utama adalah permintaan dari China yang mulai naik.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengungkapkan, tahun lalu volume ekspor karet mencapai 503.085 ton, naik dibanding 2016 yang mencapai 421.670 ton. "Kinerja tahun lalu naik 19% dibanding 2016," katanya, di Medan, Rabu (31/1/2018).

Membaiknya industri otomotif China menjadi pemicu utama meningkatnya permintaan karet di pasar ekspor. Kontrak-kontrak karet dengan Tiongkok diperkirakan masih akan membaik tahun ini seiring tumbuhnya industri otomotif dunia.

Selain permintaan karet dari China yang meningkat, harga karet juga naik mulai semester II 2017 karena faktor demand dari beberapa negara tujuan ekspor yang tinggi. India, Jepang dan AS juga meningkatkan permintaan sehingga harga karet mulai mengalami perbaikan.

Saat ini harga karet berada di kisaran U$1,45/kg, sedikit membaik dibandingkan Oktober 2017 yang mencapai US$1,43/kg maupun November di kisaran harga U$1,4/kg.

Bukan saja ekspor yang membaik, lanjut Edy, produksi karet alam di Sumut juga meningkat 18% menjadi 521.552 dari tahun sebelumnya 441.220 ton. Dari jumlah tersebut yang diekspor sebesar 503.085 ton sedangkan di pasar lokal 18.467 ton.

Adapun kinerja penjualan karet Sumut di pasar lokal malah menurun 6%. Penurunan permintaan diduga karena berkurangnya permintaan dari industri ban dalam negeri, karena impor ban sudah dibuka kembali oleh Menteri Perdagangan (Mendag).

Mengenai proyeksi di tahun 2018 ini, Edy menyebutkan, untuk triwulan pertama ini harga masih akan stagnan. Hal itu dikarenakan masih ada dampak dari pembatasan ekspor yang telah diumumkan pada Desember tahun lalu. "Kondisi tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan kondisi di tahun 2017," ungkapnya.

Apalagi, saat ini tiga negara produsen karet terbesar dunia yakni Thailand, Malaysia dan Indonesia tengah mengalami produksi yang cukup besar. Dengan keadaan demikian, proyeksi kenaikan harga diperkirakan tak terlalu naik signifikan. "Ekspor memang akan naik, karena permintaan masih tinggi," pungkas Edy.