MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi berharap Bank Indonesia dan OJK dapat bekerjasama mendorong tumbuhnya sektor perbankan dan perekonomian Sumut. “Saya berharap jajaran pemerintah, pelaku usaha, akademisi, maupun seluruh masyarakat untuk selalu optimis dan semangat serta bersinergi membangun perekonomian ke depannya yang akan semakin kompleks. Apalagi saat ini kita memang masih cukup tergantung pada ekspor komoditas kelapa sawit, karet dan kopi,” katanya dalam kegiatan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2018 dengan tema 'Memacu Pertumbuhan' di Hotel Santika Medan, Selasa (30/1/2018).

Sebelumnya, Kepala OJK KR 5 Sumbagut, Lukdir Gultom mengungkapkan laju pertumbuhan ekonomi Sumut hingga triwulan III 2017 lalu menempati urutan ketigatertinggi diantara seluruh provinsi di Pulau Sumatera (5,21%) atau setelah Sumatera Selatan (5,56%), dan Sumatera Barat (5,38%). Pada akhirnya, 3 provinsi di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuamgan (OJK) Kantor Regional 5 (KR5) Sumatera Bagian Utara (Sumatera Utara, Sumbar, Aceh) menempati urutan lima besar provinsi dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Pulau Sumatera.

Kondisi ini, sambungnya, menyiratkan tantangan yang semakin kompleks kepada OJK KRS Sumbagut di OJK KR5 Sumatera Bagian Utara dalam meningkatkan peran dan fungsi intermediasi, inklusi dan literasi lembaga jasa keuangan yang mendukung kemajuan dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal, regional dan nasional sesuai tema yang diusung.

Selama tahun 2017, kata dia, kinerja perbankan di Regional 5 Sumbagut (Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri) menunjukkan kinerja yang relatif baik, salah satunya tercermin dari rasio Loan to Deposit Ratio perbankan konvensional sebesar 90,06% dengan akumulasi kredit mencapai Rp 344,16 triliun. Demikian pula halnya dengan kinerja perbankan syariah yang mampu mencapai rasio Financing to Deposit Ratio sebesar 87 ,57% dengan akumulasi pembiayaan mencapai Rp 36,59 triliun.

Secara spesifik untuk Sumatera Utara, tambah Lukdir, kinerja intermediasi bank konvensional di Sumut selama tahun 2017 masih lebih tinggi dari rata rata capaian nasional. Rasio LDR di Sumatera Utara tercapai 94,12% atau lebih tinggi dari rata rata nasional sebesar 90,73%.

"Terkait dengan kondisi ini, intermediasi perbankan syariah juga tercatat positif dengan rasio FDR sebesar 84,46% atau hampir mengimbangi rata rata nasional 85,33 %," pungkasnya.