JAKARTA - Pengamat Politik dari Paramadina, Hendri Satrio menilai Joko Widodo akan pindah haluan pada Pilpres 2019. Bahkan hingga saat ini Partai Golkar, NasDem dan Hanura yang getol mencapreskan kembali Jokowi di 2019.

Sebaliknya, partai PDIP yang sebelumnya sukses mengantarkan Jokowi - JK, masih belum mendeklarasikan dukungan dan menyatakan akan kembali mengusung Jokowi.

Hal ini diungkapkan Pengamat Politik Hendri Satrio saat dihubungi, Selasa (30/1/2018) di Jakarta.

"Saya punya gambaran kalau kondisi politiknya seperti sekarang bisa saja koalisi politiknya sama dengan Pilgub Jatim. Kalau pilpres seperti Jatim, Jokowi akan dikubu mana ? Jokowi bisa saja pindah," ujarnya.

Selain Golkar, Nasdem dan Hanura, sejumlah Parpol yang sudah mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi untuk maju Pilpres 2019 yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun begitu kata Hendri, justru bisa saja Jokowi diusung oleh partai Demokrat dan Golkar. Keduanya, merupakan pengusung cagub-cawagub Jatim, Khofifah-Emil Dardak. 

"Kubunya Khofifah kan kubu yang sdh deklarasikan Jokowi. Sementara di Gus Ipul, PKB aja yang deklarasikan Jokowi," katanya.

Hendri juga memprediksi peran Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Menurutnya, Ketua Umum Partai Gerindra tidak akan maju sebagai capres.

"Saya memprediksi Prabowo memilih peranan berbeda di 2019. Bisa saja akan mendorong saja. Tapi kita enggak tahu gimana," katanya.

"Kalau prabowo maju lagi, sama aja mengijinkan Jokowi dua periode," tambahnya.

Untuk satu nama baru di Pilpres 2019, Hendri menuturkan Gatot Nurmantyo lumayan kuat menjadi kandidat, jika ia meningkatkan popularitas. 

"Sekarang kan lagi redup, soalnya dia enggak niru SBY. Setelah turun harusnya dia niru SBY, minimal kalau enggak bisa bikin partai, seenggaknya dia ke partai yang ada. Supaya elektabilitas bergerak terus. Kalau dia diem-diem aja begini sama kaya Moeldoko," tukasnya.***