JAKARTA - Terkait adanya isu bahwa Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang yang dianggap sewenang-wenang terhadap jajaran pengurus DPD Hanura dan dijadikan alat kubu Sarifudin Suding untuk melakukan mosi tidak percaya dibantah keras oleh politisi asal Kalbar itu.

Bantahan tersebut diungkapkan OSO saat ramah tamah pimpinan Hanura bersama pimpinan umum dan pimpinan redaksi media online, cetak serta televisi yang digelar di kediamannya, Selasa (16/1/2017) malam.

"Jangan memutar balikkan fakta dan menjadikan alat untuk merusak partai. Saya memecat dua orang itu justeru sebagai contoh bagi yang lain. Karena apa? Mereka berdua sudah keterlaluan dan sudah bertindak tidak sesuai dengan AD/ART Partai Hanura," ujar Oso di hadapan sejumlah awak media.

"Apalagi, ini keputusan dan tanggungjawab saya sebagai Ketua Umum. Pemecatan itu juga ada alasannya. Alasanya ya mereka yang saya pecat karena melanggar aturan," tukasnya.

Selama ini kata Oso tidak ada masalah pada pemecatan kedua pimpinan DPD tersebut. Bahkan kata dia, pemecatan juga ditandatangani Sekjen Hanura lama (Sarifudin Sudding, red).

"Lah kan dia juga tandatangan. Sama persis dengan isu soal mahar pilkada. Jangan diputar balikkan, SK dan dukungan itu ada dua, awalnya saya tandatangan dengan Sekjen lama juga, eh tiba-tiba ada calon lain yang dapat SK, ini gak bener, makanya saya ingin membenahi, saya putuskan satu saja, lah ini yang jadi alat mereka," tukasnya.

"Intinya ya itu tadi, ada sesuatu yang tidak beres, dan ketika saya sebagai Ketua Umum Hanura yang sah ingin membenahi itu, mereka tak terima. Itu sebenarnya yang terjadi," paparnya.

"Saya ini satu-satunya orang yang memimpin tiga lembaga sekaligus, di MPR, DPD dan Partai, jadi kalau hanya soal uang mahar, kok bodoh sekali saya menghancurkan karier saya sendiri. Selama ini teman-teman media juga tau bagaimana saya bekerja di MPR maupun di DPD RI," papar Oso.

Meskipun ada kubu yang bakal menggelar Munaslub kata Oso, dirinya tidak akan gentar. "Munaslub itu harus izin Ketua Umum. Kalau saya enggak izinkan bagaimana," kata Oso.

"SK Kemenkumham masih ditangan saya, munaslub harus melalui ketua umum. Kalau memang mau Munaslub ya baik-baik saja, panggil saja saya. Okh ketua mau diganti? Silahkan, tapi pakailah cara-cara yang benar," ujarnya.

Terkait kegaduhan ini, Oso juga mengakui telah bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Hanura Wiranto.

"Okh iya, saya sudah ketemu beliau dan menjelaskan semuanya. Dan Wirantao mengatakan, selesaikan sesuai dengan AD/ART. Jawaban itu bagi saya hebat. Karena memang harus begitu," pungkasnya. ***