MEDAN - Terkait tersangka Chairul Ridho warga Jalan Sunggal gang Kenangan No 10, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal yang ditembak mati oleh petugas kepolisian dari Polrestabes Medan membuat keluarga besarnya berang terhadap pihak kepolisian.

Tindakan ini dikecam oleh pihak keluarga Chairul Ridho yang sehari-hari bekerja sebagai CIT atau bertugas sebagai mengutip uang setoran dari SPBU dan sekolah yang bekerjasama dengan BRI.

Kecaman terlontar dari pihak keluarga dikarenakan surat perintah penangkapan atas nama Chairul Ridho sampai ke rumah, Jumat (13/1/2018) sekira pukul 23.45 WIB.

Sementara setelah petugas kepolisian dari Polrestabes Medan mengantar surat penangkapan dengan Nomor:SP.Kap/14/I/2018/Reskrim saat itu juga personel kepolisian mengatakan kalau Chairul Ridho sudah meninggal.

Seperti yang dikatakan abang kandung Ridho, Jumadin saat disambangi di kamar mayat RS Brimob yang berada di Jalan Wahid Hasyim, Minggu (14/1/2018).

Ia mengatakan keluarga sangat meminta keadilan dengan kematian Chairul Ridho yang baru dua tahun bekerja di PT Beringin Gigantara yang berada di Jalan Merak.

Pasalnya, pria berkulit putih ini sangat tidak menyangka bahwa adiknya meninggal dalam kondisi yang sangat tidak wajar. "Banyak luka lebam di tubuhnya dan di dada sebelah kiri ada bolongan seperti luka tempat. Seluruh bagian dadanya memar,"katanya sembari menahan tangisnya yang terlihat dari matanya yang memerah.

Ia mengaku, pihak keluarga mengetahui Chairul Ridho meninggal dan sudah di kamar mayat RS Brimob saat petugas kepolisian mengantar surat penahanan.

"Kami ingin tahu, kenapa adik kami ditembak dan badannya banyak memar," ujarnya.

Ditanya mengenai apakah ada keterlibatan Chairul Ridho dengan hilangnya uang BRI sebanyak Rp 6 Miliar pada Oktober 2017 silam, pria berbaju kotak-kotak biru ini tidak mengetahui hal tersebut.