MEDAN - Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menuturkan dari 89 juta anak di Indonesia sekitar 18-28% nya telah tertular HIV/AIDS. Anak-anak ini menjadi korban, dari kelakuan orang dewasa.
“Angka tersebut berdasarkan data yang merunut jumlah penderita pada tahun 2016-2017. Bahkan penyebarannya bukan saja hanya terjadi di kota, melainkan juga sampai di desa," ungkapnya kepada wartawan, disela-sela Seminar Nasional Patologi Sosial di Aula UISU, Senin (15/1).

Untuk itu, ujar Arist, Komnas Perlindungan Anak akan terus mensosialisasikan agar masyarakat jangan pernah merasa takut pada mereka yang menderita HIV/AIDS. Karenanya ia juga berharap, agar penyuluhan mengenai penyakit ini dapat sungguh-sungguh diperoleh masyarakat, supaya korbannya tidak sampai dijauhi (dikucilkan).

"Jadi penderitanya, khususnya anak-anak yang terkena HIV/AIDS jangan disisihkan," jelasnya.

Sebelumnya dalam seminar tersebut, Arist mengatakan saat ini patologi sosial sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga mengakibatkan banyak masyarakat Indonesia yang bersikap permisif (terbuka). Misalnya sikap yang tidak lazim kini berkembang di masyarakat, yang mengakibatkan perilaku abnormal menjadi lazim terlihat.

Akibatnya, sambung Arist, banyak menimbulkan perilaku kejahatan, seperti pemerkosaan maupun kejahatan seksual lainnya. Tak terkecuali, korbannya adalah anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari orang dewasa.

Malah, tambah Arist, seks kini sudah menjadi hal biasa di masyarakat. Meski seks tersebut dibarengi dengan kekerasan ataupun tindakan sodomi yang tentu menjadi ancaman luar biasa.

"Nilai keagaman kita sudah hancur, begitu juga nilai-nilai keteladanan yang sudah tergerus. Masa depan anak-anak sudah di hancurkan oleh sikap-sikap yang tak lazim. Sehingga mata rantai ini harus diputus, yakni dimulai dari orang terdekat di rumah," pungkasnya.

Sementara itu Ketua Umum Yayasan UISU Prof Zainuddin mengapresiasi pelaksanaan kegiatan yang diadakan tiga fakultas diantaranya FKIP, FK, dan FAI, ini menjadi pencerahan sehingga bisa menyelamatkan para generasi muda yang menjadi korban dari penyakit tersebut.