MEDAN – Chairul Ridho, terduga pelaku penggelapan uang Rp 6 miliar milik bank pada pertengahan Oktober 2016 meninggal dunia, Sabtu (13/1/2018) malam. Menurut polisi, ia ditembak di tubuh bagian atas merebut senjata petugas kepolisian.
Berdasarkan pengamatan tribun-medan.com, puluhan keluarga berkumpul di depan ruang jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Mereka, protes karena petugas Rekrim Polrestabes Medan dianggap sengaja menembak mati pemuda kelahiran 1990 tersebut.

“Adik saya sudah dua kali dijemput oleh petugas kepolisian. Penjemputan pertama dilakukan pada 5 hingga 6 Desember 2017,” ujar perwakilan keluarga, Jumadi saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Minggu (14/1/2018).

Penjemputan pertama dilakukan petugas kepolisian berpakaian preman di pelataran kantor vendor outsourcing tempat Ridho bekerja di Jalan Merak. Setelah itu, ia disekap selama dua hari di kawasan Jalan Haji Misbach. Namun, ia tidak mendapatkan perlakuan yang kasar.

Selain itu, dua hari diperiksa, polisi tidak menemukan cukup bukti untuk menjerat Chairul Ridho sehingga dipulangkan ke rumah. Selanjutnya, Chairul Ridho menceritakan tentang pemeriksaan kepada keluarga maupun rekan kerjanya.

Jumadi menambahkan, pada Jumat (12/1/2018), pagi, Chairul Ridho kembali ditangkap di pelataran kantornya itu. Kemudian, petugas kepolisian berpakaian preman tersebut membawanya masuk ke dalam mobil. Seharian, ia tidak ada kabar.

“Saya dihubungi teman kerjanya, sehingga berupaya mencari keberadaan Chairul Ridho di tempat penyekapan pertama. Namun, tidak ada. Saya hubungi teman saya seorang polisi di Polda Sumut, diberitahu yang nangkap Polrestabes Medan,” katanya.

Ia menceritakan, orang tua Chairul Ridho sempat panik dan sakit karena mendapat kabar bahwa anak ke-empat dari empat bersaudara ini sudah meninggal dunia. Petugas kepolisian yang datang ke rumah memberikan kabar mengejutkan itu.

“Petugas kepolisian datang pada Sabtu (13/1/2018) pukul 21.30 WIB memberikan kabar adik saya sudah meninggal dunia. Polisi bilang tertembak pada bagian dada karena merebut senjata petugas kepolisian,” ungkapnya.