LABUHANBATU - Dalam rangka merealisasikan program Indonesia Pintar, Dinas Pendidikan Labuhanbatu menciptakan satu terobosan yakni dengan melakukan MoU bersama Kodim 0209/LB untuk mendata remaja di Kabupaten Labuhanbatu beruisa 6-21 tahun yang putus sekolah. Hasilnya, sebanyak 1.211 remaja se-Labuhanbatu didapati tidak memiliki ijazah SD, SMP dan SMA. Hal itupun kini telah ditangani Dinas Pendidikan untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

"Ini adalah program Indonesia Pintar, untuk merealiasasikannya diadakan pendataan anak tidak sekolah yang melibatkan berbagai pihak, seperti Babinsa Kodim 0209/LB," ujar Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu, Sarimpunan Ritonga melalui Kabid Paud dan Dikmas Nur Eko Setyawati, Sabtu (13/1/2018) di Aula Makodim setempat.

Nur Mengatakan, kerjasama itu dalam konteks penuntasan wajib belajar 9 tahun yang telah didata sepanjang tahun 2017. Hasilnya, dari kuota nasional, Labuhanbatu mencapai 1.211 orang melebihi target yang ditetapkan dari pusat dengan hanya berjumlah 1.000 orang.

"Dengan hasil pendataan yang melebihi target ini, tentunya tidak terlepas dari kontribusi Babinsa Kodim 0209/LB, sehingga data yang dibutuhkan bisa terjaring. Uuntuk itu, saya melalui dinas Pendidikan Labuhanbatu mengucapkan terima kasih kepada Bapak-bapak Babinsa atas kerjasama yang baik ini," sebut Kabid.

Dijelaskannya, dari sejumlah hasil pendataan remaja putus sekolah tersebut, di tahun 2018 ini, pihaknya akan merealisasikan konsep kesetaraan keaksaraan yang diwujudkan oleh pusat melalui program Indonesia Pintar.

"Untuk se-Provinsi Sumut, Labuhanbatu merupakan kabupaten pertama yang melaporkan hasil kelebihan target tersebut, dan di tahun 2018 ini akan segera direlaisasikan melalui program Indonesia Pintar, dan ujiannya akan digelar dengan berbasis komputer," sebut Kabid.

Di tempat yang sama, Kasi Kesetaraan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Labuhanbatu, Yulinar Harefa menjelaskan, bahwa ada sebanyak ratusan data yang tidak lengkap, sehingga tidak bisa masuk ke server pusat, apabila data tersebut tadinya lengkap, diyakini capaian untuk Labuhanbatu hingga 2000 orang.

"Tapi, ini menjadi pembelajaran bagi kita ke depan untuk dapat mengetahui jumlah realita banyaknya anak putus sekolah di Labuhanbatu ini, dan bagi masyarakat usia 6-21 tahun yang belum memiliki izajah SD, SMP, SMA, dapat mendaftarkan susulan ke Dinas Pendidikan," terang Yulinar.

Lebih jauh, Yulinar menjelaskan, sejak awal tahun 2017 lalu, pihaknya telah gencar melaksanakan sejumlah sosialisasi mengenai hal ini melalui media sosial, brosur, spanduk serta komunikasi langsung ke masyarakat.

Sementara itu, Dandim 0209/LB Letkol Czi Denden Sumarlin melalui Kasdim Mayor Inf Ertiko Cholifa mengatakan, TNI memiliki peran dalam turut mendukung pemerintah.

"Peran TNI yakni Babinsa dalam Pertahanan Keamanan di bidang pendidikan. Ketahanan Negara, bukan hanya angkat senjata, ada juga operasi militer bukan perang (OMBP), salah satunya mendukung pemerintah dalam menuntaskan wajib belajar 9 Tahun," sebut Kasdim.