JAKARTA - La Nyalla Mattalitti menuding Ketum Gerindra Prabowo Subianto melakukan pemerasan hingga miliaran rupiah agar dia bisa maju di Pilgub Jatim. Partai Gerindra membantah tudingan La Nyalla itu.

"Pak Prabowo sangat menghormati Pak La Nyalla dan tahu persis perjuangan beliau, namun kondisinya memang harus diputuskan bersama dengan partai lain," ungkap Waketum Gerindra Ferry Juliantono saat dimintai tanggapan, Kamis (11/1/2017).

Gerindra di Pilgub Jatim akhirnya memutuskan untuk mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno meski sempat memberikan surat tugas ke La Nyalla. Mantan Ketum PSSI itu lalu menuding gagalnya dia maju di Pilgub Jatim karena tak berhasil memenuhi 'mahar' yang diajukan Gerindra. Ferry merespons tudingan itu.

"Mengenai uang yang dimaksud mungkin sebenarnya adalah kesiapan dari seorang kandidat karena memang sangat besar dari kebutuhan kampanye sampai dengan saksi, kan memang besar. Jadi bukan mahar maksudnya pasti," kata Ferry yang juga tak dipilih Gerindra di Pilgub Jateng 2018 ini.

Dia menegaskan tak ada pemerasan yang dilakukan Gerindra kepada bakal calon di pilkada, termasuk La Nyalla. Ferry membantah pernyataan La Nyalla soal tudingan itu.

"Apalagi pemerasan, ya nggak lah. Saya tahu persis Pak La Nyalla juga sebaliknya, dia orang yang sangat menghormati Pak Prabowo dan begitu juga sebaliknya," ujarnya.

Ferry lalu menjelaskan soal dinamika politik partainya di Pilgub Jatim. Menurut dia, Gerindra tidak berhasil mewujudkan poros baru dengan alternatif calon selain Gus Ipul dan Khofifah Indar Parawansa. Rencananya poros baru Gerindra akan merangkul PKS dan PAN, tapi akhirnya mereka berpisah jalan.

"Kami sebenarnya sudah berusaha mencoba membangun poros baru namun tidak berhasil," kata Ferry.

Partai Gerindra juga sebelumnya sudah memberikan surat tugas kepada La Nyalla untuk mengumpulkan dukungan dari partai lain agar persyaratan maju di Pilgub Jatim dapat terpenuhi. Ferry menyatakan La Nyalla gagal memenuhi tugas itu. "Tugas untuk mendapatkan pasangan dan dukungan partai yang ada. Namun sampai dengan waktu yang ditentukan beliau belum berhasil," sebutnya.

"Kondisi ini terus terang membuat Pak Prabowo dan Partai Gerindra akhirnya memutuskan untuk Pilgub Jatim mendukung pasangan Saifulah Yusuf dan Puti," tambah Ferry.

Sebelumnya La Nyalla buka-bukaan terkait gagalnya ia maju di Pilgub Jatim. Dia menyerang Gerindra dan Prabowo dengan tudingan politik uang miliaran rupiah sebagai syarat keluarnya rekomendasi.

"Ada saat tanggal 9 itu yang ditanyakan uang saksi. Kalau siapkan uang saksi, saya direkom tapi kalau uang saksi dari 68.000 TPS dikali Rp 200.000 per orang dikali 2 berarti Rp 400.000. Itu sekitar Rp 28 miliar. Tapi, yang diminta itu Rp 48 miliar dan harus diserahkan sebelum tanggal 20 Desember 2017. Nggak sanggup saya,ini namanya saya beli rekom, saya nggak mau," ungkap La Nyalla.

La Nyalla mengaku kecewa disyaratkan duit oleh partainya sendiri. Padahal, dia mengaku telah berkorban banyak untuk partai besutan Prabowo Subianto itu.

Bahkan, permintaan duit untuk mengeluarkan rekomendasi disebut La Nyalla datang langsung dari Prabowo. Tak tanggung-tanggung, angkanya mencapai ratusan miliar rupiah. "Prabowo sempat ngomong, 'siapkan kamu sanggup 200 miliar?' 500 saya siapkan, kata saya karena di belakang saya banyak didukung pengusaha-pengusaha muslim," tutur La Nyalla.***