MEDAN-Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) Ivan Iskandar Batubara menyatakan siap bersinergi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut dalam upaya memperkuat ekonomi umat, termasuk sosialisasi usaha berbasis syariah.

Kesiapan itu dikemukakan Ivan dalam Dialog dan Konsolidasi Da’i tentang Materi Ceramah Ekonomi Syariah di Hotel Madani, Jl. Sisingamangaraja Medan, Rabu (20/12/2017) siang.

Hadir dalam dialog tersebut Sekretaris MUI Sumut Shakira Zandi, Wakil Sekretaris Komisi Ekonomi MUI Sumut Wirman Tobing, Direktur Eksekutif Kadin Sumut Hendra Utama dan lebih dari 70 da’i asal Medan dan Deliserdang.

Ivan yang juga selaku Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut ini menegaskan, membangun tatanan ekonomi nasional yang kuat tidak hanya tanggungjawab pemerintah, namun juga da’i dan seluruh lapisan masyarakat.

“Tertantangan yang akan dihadapi di masa mendatang tidak ringan. Pemerintah dan masyarakat harus saling dukung dalam membangun perekonomian yang kokoh. Da’i memiliki peran strategis menstimulan umat dalam ceramahnya,” papar Ivan.

Selain itu, dai juga diharapkan mampu menyerukan kepada umat untuk menjadi produsen berbagai produk dengan mengedepankan lisensi halal. Tidak seperti selama ini yang hanya sebagai konsumen.

“Tukar pola fikir umat dari konsumen menjadi produsen. Ini penting dalam upaya penguatan ekonomi umat,” harap Ivan.

Untuk itu, da’i wajib memiliki kompetensi dan kemampuan, tidak hanya pemahaman tentang ilmu agama, tetapi juga strategi membangun ekonomi berlandasankan Al quran dan hadist.

“Para da’i terdidik dengan baik, memahami isi dan kandungan Al quran dan hadis. Tetapi belum tentu mampu mengkomunikasi strategi penguatan ekonomi umat dalam ceramahnya. Selain itu, da’i harus mampu melakukan evaluasi dampak dari tausyiahnya,” sebut Ivan.

Salah satu pemahaman yang harus dikuasai oleh da’i adalah membangunan ekonomi berbasis syariah, karena tidak sedikit bidang usaha yang dapat dilakukan menggunakan motode syariah.

“Banyak bidang usaha yang dapat menggunakan metode syariah bagi hasil. Pelaku usaha layak mendapat pemahaman ini. Selama ini, pola yang dianut lebih pada konvensional,” ujar Ivan.

Tidak hanya bidang perbankan, pola dan metode syariah juga dapat diterapkan pada industri pariwisata, misalnya dengan pola bagi hasil antara pengusaha wisata dengan masyarakat sekitar yang menyiapkan penginapan.

“Walau hotel tersedia, tetapi pelaku wisata harus merangkul masyarakat sekitar agar mendapatkan manfaat. Misalnya kerjasama dalam penyiapan penginapan di rumah warga, souvenir, jasa pemandu dan lain sebagainya,” papar Ivan.

Ivan juga menegaskan, Kadin Sumut siap bersinergi dalam mensosialisasikan program MUI kepada anggotanya para pengusaha.

“Untuk membangun ekonomi umat, Kadin siap bersinergi. Semua pihak memang harus saling dukung untuk membangun ekonomi di Sumut secara khusus, dan nasional secara umum,” tegas Ivan.

Lebih lanjut Ivan menyebutkan, MUI juga telah menelurkan program Jaga Mesjid Urus Kebon atau akrab disebut James Bon. Program ini memberdayakan para pemuda untuk memakmurkan masjid sekaligus mengurus kebun.

“Mesjid tidak hanya tempat beribadah, tetapi juga menjadi pusat penguatan ekonomi umat. Sambil urus masjid, remaja masjid juga diberdayakan dalam mengurus pertanian. Bisa dalam bentuk plasma atau lain sebagainya,” tambah Ivan.

Trategi yang tidak kalah menarik adalah dengan mengebar SDM unggul dan terlatih ke daerah. Tujuannya, generasi muda dapat berbagi keilmuan dengan masyarakat dalam upaya membanguna ekonomi umat.

“Kaum muda yang cerdas dan terlatih tidak terkonsentrasi di Medan atau kota-kota besar di Sumut saja, tetapi juga mengisi seluruh lini di daerah. Ini yang nantinya menghidupkan ekonomi umat,” saran Ivan.

Sementara Sekretaris MUI Sumut Shakira Zandi mengatakan, Dialog dan Konsolidasi Da’i tentang Materi Ceramah Ekonomi Syariah dihadiri sekitar 70 perserta, bertujuan memberi pembekalan kepada dai dan mubaligh tentang pemahaman pentingnya membangkitkan ekonomi umat.

“Kita menyadari, da’i lebih cenderung dalam ceramahnya menyampaikan materi agama secara normatif dalam ceramahnya. Soal fiqih, tauhuid dan akhlak. Kedepan, MUI berharap, dai juga menguasai materi penguatan ekonomi umat,” harap Shakira.