SIMALUNGUN – Sekira 80 orang warga miskin di Kabupaten Simalungun menggelar aksi unjuk rasa ke kantor Dinas Sosial dan kantor Bupati JR Saragih di Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Rabu (13/12/2017) pagi. Mereka kecewa lantaran sejumlah program bantuan untuk warga miskin tak pernah mereka nikmati. Sebaliknya, seorang pangulu bisa terdaftar sebagai penerima beras miskin (raskin).

Ketua Forum Orang Miskin Siantar-Simalungun, Lipen Simanjuntak, dalam aksi unjuk rasa itu, dalam orasinya mendesak dinas terkait mendata secara benar warga miskin, agar bantuan-bantuan pemerintah tepat sasaran.

“Kalau didata dengan benar, pasti bantuan akan tepat sasaran. Tapi kalau tak becus, ya seperti bapak ini lah, mengalami tuna netra tapi tak dapat bantuan karena tak dimasukkan datanya,” ujar Lipen, seraya menunjuk salah seorang warga tuna netra yang ikut unjuk rasa.

Lipen mengungkap, massa yang ikut unjuk rasa semuanya tak terdata sebagai penerima raskin selama belasan tahun. Anehnya, data yang pihaknya terima, ada pangulu nagori terdaftar sebagai penerima raskin.

“Massa ini semua tak pernah dapat raskin. Bahkan ada yang sudah terdaftar namanya, tapi tak mendapat beras miskin. Jadi datang ke sini supaya didata karena data raskin itunya semua yang dapat bantuan,” lanjut Lipen.

Adapun pangulu yang terdaftar menerima raskin itu menurut Lipen yakni Pangulu Dolok Marlawan, B Efendi Sihombing. Berbanding terbalik dengan warga yang mengalami tuna netra dan tinggal di rumah kontrakan dan hanya mengambil gaji dari ladang orang, tetapi tak terdaftar sebagai penerima raskin.

“Kita berharap supaya dinas terkait tahun depan memperbaiki data atau memverifikasi data warga miskin yang berhak menerima bantuan pemerintah ini dengan akurat,” tukasnya.

Warga lainnya yang ikut unjuk rasa dan mengalami tuna netra, Raja Simanjuntak (60), warga Nagori Dolok Marlawan, Kecamatan Jorlang Hataran, mengaku tak pernah menerima bantuan pemerintah dalam bentuk apa pun, termasuk penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin). Raja menyebut, sejak lama dia tak terdaftar dalam penerima raskin tersebut.

“Sejak ada anakku, sampai ada cucuku bantuan apa pun tak ada kuterima,” kata ayah 6 anak dan kakek 5 orang cucu ini. Senada dengan Raja, Martahena boru Saragih (80) dan Raminna boru Marpaung (60), warga Nagori Lumban Gorat, Kecamatan Dolok Panribuan, juga mengalami hal sama.

Raminna menyebut, warga penerima bantuan justru dari kalangan menengah. Sementara, pihaknya yang tak punya tanah dan hanya sebagai buruh tani, tak ada dalam daftar penerima bantuan apa pun.

“Maunya didaftarlah nama di kantor Dinas Sosial, karena kami tidak punya tanah untuk diladangi dan kerja kami cuma pengambil gaji ladang orang. Padahal ada orang kaya yang dapat bantuan,” katanya.

Kehadiran massa Forum Orang Miskin Siantar-Simalungun ini diterima oleh Asisten III Pemkab Simalungun, Sudiahman Saragih. Dalam keterangannya di depan pengunjuk rasa, Sudiahman berjanji akan meneruskan tuntutan massa ini ke dinas terkait.

“Kita terima aspirasi Bapak/Ibu sekalian dan akan kita teruskan ke dinas terkait,” kata Sudiahman.

Pemkab, kata Sudiahman akan segera mengecek data terkait warga yang layak menerima bantuan dari pemerintah.