DAIRI-Proyek pengaspalan jalan jurusan Desa Lau Renun-Lau Njuhar, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi sepanjang 1,90 Km x 3.0 m diduga asal jadi. Proyek yang bersumber dari APBD Dairi dengan pagu senilai Rp 1 miliar lebih itu, belum berakhir masa pengerjaannya sudah rusak beberapa kali.


Kepala Desa Renun, Losta Sembiring mengatakan soal kondisi pengaspalan jalan ke Desa Renun yang puluhan tahun sudah diimpikan masyarakat setempat membenarkan pengaspalan jalan Renun yang baru saja selesai dikerjakan ada beberapa titik yang terlihat rusak. Namun menurutnya, bahwa kerusakan jalan tersebut sudah dilaporkan ke instansi terkait dan sudah pernah dilakukan perbaikan.

Diakuinya, walau sudah pernah dilakukan perbaikan, masih ada kerusakan lain yang terlihat. "Atas nama masyarakat Desa Renun, saya minta agar kerusakan yang masih ada segera diperbaiki lagi," tegas Losta.

Salah seorang warga Desa Renun, R Simanjuntak (46) kepada SIB menyebutkan, pengaspalan Jalan Desa Renun diduga dikerjakan asal jadi. Menurutnya, pengerjaan proyek tersebut baru beberapa hari siap dikerjakan namun sudah terlihat beberapa ruas badan jalan retak bahkan terkelupas alias rusak. Padahal proyek berbiaya Rp 1 miliar lebih tersebut, masa pekerjaannya September hingga Desember 2017, tetapi baru beberapa hari dikerjakan sudah rusak.

Warga berharap agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Dairi melakukan survei terkait standar kualitas pekerjaan pengaspalan jalan. "Masyarakat Renun berharap agar Inspektorat dan PUPR Dairi turun ke jalan untuk melakukan survei, karena belum berapa lama siap dikerjakan tetapi sudah rusak lagi," ucap Simanjuntak.

Masa Pemeliharaan

Kepala Dinas PUPR Dairi, melalui Sekretaris Frianto Naibaho ST mengakui adanya pengerjaan pengaspalan. Diakuinya, informasi yang diterima dari PTK, pekerjaan tersebut masuk kategori baik.

"Kalaupun nanti ada kekurangan dan kerusakan pada pekerjaan itu, pihak rekanan masih tetap bertanggung jawab hingga masa pemeliharaan selama 6 bulan berakhir," ujar Frianto.

Ditambahkan, pihaknya juga sangat meminta perhatian seluruh warga dan pengguna jalan, dalam perawatan. "Kami sangat berharap, seluruh warga dan pengguna jalan memahami betapa penting peran kita merawat bangunan yang ada. Kalau kita merawat, bangunan itu tidak cepat rusak dan dapat kita pergunakan dengan waktu yang lama," katanya.

Pantauan di lokasi pengaspalan, terlihat beberapa ruas badan jalan sudah retak dan terkelupas. Sebagian badan jalan tertutupi material tanah yang terbawa air hujan, sehingga tidak terlihat jelas berapa persen kerusakan jalan itu.

Informasi dan pantauan pada saat pengerjaan kendaraan roda 6 tidak diperbolehkan masuk untuk menjaga gangguan pekerjaan proyek.