MEDAN-Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sumatera Utara (Sumut), Ivan Iskandar Batubara, optimis sektor pariwisata akan menjadi primadona dan memberikan dampak signifikan dalam mendorong tingkat perekonomian masyarakat di Sumut.

Hal itu dikemukakan Ivan usai menjadi pembicara pada acara seminar Unimed International Conference on Economics and Business (Uniceb) 2017 yang mengusung tema“Strengthening Accelerating The Economic Growth of Indonesia in The ASEAN Market” di ruang Rajawali, Garuda Plaza Hotel, Selasa (12/11/2017).

Kondisi tersebut, ujar Ivan, akan terealisasi jika pemahaman dan kesadaran masyarakat di seluruh destinasi pariwisata semakin baik, seiring peningkatan pelayanan dan dukungan infrastruktur.

“Masyarakat harus sadar wisata. Pemerintah juga harus berani memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam menjalankan usaha pariwisata. Keduanya harus sinergi dan saling dukung,” ujar Ivan.

Destinasi wisata unggulan di Sumut tidak hanya Danau Toba, Bukit Lawang sebagai penangkaran alam orangutan, Tangkahan untuk gajah, Sorake dan berbagai keindahan sudut Kepulauan Nias saja, namun akan tumbuh destinasi wisata baru yang saat ini berlum tergali dengan baik.

“Tiap daerah punya karakteristik dan keunggulan masing-masing. Kita hanya perlu mengemasnya sesuai dengan kebutuhan dalam merangsang minat wisatawan mancanegara,” ucap Ivan.

Harus disadari, persaingan bisnis pariwisata semakin ketat di sejumlah negara ASEAN. Tiap negara terus berbenah dan memberikan pelayanan maksimal dalam menggaet tingkat kunjungan.

“Indonesia, termasuk Sumut, punya potensi yang luar biasa. Bisnis pariwisata akan menjadi primadona nantinya. Karena wisatawan yang datang mau senang-senang. Bawa uang banyak. Tentu pelayanan harus kita tingkatkan, agar wisatawan mau datang dua kali, tiga kali, bahkan berkali-kali,” sebut Ivan.

Tidak hanya masyarakat sekitar, pengembangan kepariwisataan juga harus melibatkan pelaku usaha dan seluruh pihak terkait, termasuk dukungan regulasi peraturan dari pemerintah daerah.

“Semua pihak harus bersinergi. Pemerintah, masyarakat dan pelaku usaha. Ini dari bisnis parowisata adalah pelayanan prima. Pengusaha juga tidak hanya mengedepankan profit semata, tetapi juga benefit. Sumber daya dan keindahan alam harus memberikan kesejahteraan bagi semua kalangan, terutama masyarakat yang berada di daerah pariwisata,” tambah Ivan.

Pelaku wisata jangan takut melakukan terobosan baru yang terus berkembangan seiring kebutuhan wisatawan. Pengembangan pariwisata akan mempengaruhi pertumbuhan sedikitnya 140 bidang usaha.

“Buat inovasi baru agar wisatawan itu datang tidak sekali saja, tapi kembali lagi ditempat yang sama, karena tempatnya yang nyaman, kulinernya yang enak. Ya, bisa saja dengan membuat pola homestay. Kalau dikembangkan, multi effectnya jelas. Tidak hanya industri usaha yanng berkembang, tapi juga binsnis transportasi, kerajinan tangan, souvenir dan lain sebagainya juga mengalami kemajuan,” papar Ivan.

Selain Ivan Iskandar Batubara, hadir dalam seminar Uniceb tersebut sejumlah pembicara diantaranya guru besar Universiti Tenaga Nasional Malaysia Prof. Mhd. Noor Mamat, Ph.D, guru besar Loyola University Chicago Vietnam, Ho Nghok Poung, Ph.D. dan narasumber talkshow yakni, Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, dan Direktur Bank Sumut Dr. Edie Rizliyanto. Turut hadir Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Syawal Gultom dan sejumlah Dekan.