Tongging-Peneliti dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Prof Krismono, mengungkapkan bahwa Danau Toba sudah mengalami sedimentasi.

Hal itu disampaikannya kepada wartawan yang ditemui sedang melakukan penelitian terhadap Sungai Sipiso-piso yang airnya mengalir dan mencemari Danau Toba, di Desa Tongging, Kecamatan Merek Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

"Lihat saja permukaan pinggiran danau sudah tertimbun lumpur dan pasir. Padahal Agustus lalu, waktu kami ngambil sampel ke sini, lumpur dan pasir itu belum ada. Inilah tandanya danau sudah mengalami sedimentasi. Hutan di hulu sudah habis, gundul. Makanya batu-batu besar, lumpur dan pasir ini terbawa saat banjir kemarin, karena tidak ada lagi pengikat tanah dan batu. Itulah gunanya pohon atau hutan itu, akarnya mampu mengikat tanah dan air," jelasnya.

Tetapi lanjut, Prof Krismono, hubungannya ke Danau Toba bukan pendangkalan danaunya, karena Danau Toba sangat luas, akan tetapi beban pencemaran yang terbawa material lumpur dan pasir melalui sungai Sipiso-Piso semuanya 'parkir' ke Danau Toba.

"Lumpur dan pasir yang terbawa dari hulu sungai Sipiso-Piso itu, saya yakin mengandung bahan-bahan kimia seperti pestisida, pupuk dari tanaman pertanian dan aktivitas masyarakat yang ada di hulu," jelasnya.

Bahan-bahan kimia yang terikat dalam lumpur dan pasir itu, kata Krismono, tentunya akan menambah pencemaran air Danau Toba.

Begitupun itu, kata Krismono, pemerintah dalam hal ini dinas dan kementerian terkait harus segera melakukan reboisasi, sehingga pendangkalan danau tidak semakin luas dan banjir tidak terjadi lagi.

Tim dari Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (SDM) KKP RI turun ke Danau Toba untuk melakukan penelitian terhadap pencemaran air Danau Toba. Tim peneliti yang terdiri dari enam orang itu, yakni Prof Endi Setiadi Kartamihardja, Prof Krismono, Budi Nugraha, Andri Warsa, Soleh Romdon dan Edita Eka Prasetia.

Menurut Krismono, penelitian untuk mengetahui sumber-sumber pencemaran di perairan Danau Toba ini akan terus dilakukan sampai dengan tahun depan. Di mana sampel diambil dari sungai-sungai yang ada di kawasan lingkar Danau Toba dan membuang ke Danau Toba.

Untuk pengambilan sampel, kata dia, dilakukan pada titik yang sama tetapi musim berbeda. Penelitian pertama misalnya, dilakukan pada bulan Agustus lalu pada musim kemarau. Dan sekarang, saat musim hujan. Untuk selanjutnya penelitian akan dilakukan antara bulan Januari atau Februari 2018 pada saat peralihan musim.