TAPANULI SELATAN - Dalam beberapa bulan belakangan ini, bencana banjir terus terjadi di beberapa daerah di Tapanuli Selatan (Tapsel). Bahkan, pemerintah seperti tidak ambil pusing. Apalagi lokasi terjadinya banjir diketahui di daerah yang sudah sering, namun bertahun-tahun belum ada terlihat solusi yang nyata. Seperti di Desa Simarlelan, Kecamatan Muara Batangtoru, Tapsel. Akibat kondisi hujan dan menyebabkan aliran Sungai Garoga dan air laut yang berada dekat dengan lokasi desa tersebut meluap, mengakibatkan pemukiman dan areal pekebunan warga sekitar terendam.

"Iya, di (Desa) Simarlelan. Akibat luapan air laut ke Sungai Garoga," ungkap Camat Muara Batang Toru Erwanta Siaga Hasibuan.

Parahnya, mantan Sekcam ini enggan merincikan berapa jumlah KK dan luas lahan yang terdampak akibat banjir tersebut. Padahal, kejadian banjir di desa tersebut bukan kali pertama dan sudah sering terjadi. Dan menyebabkan dampak yang besar bagi masyarakatnya.

"Nanti saya hubungi (kembali)," jawabnya dan saat dihubungi kembali tak kunjung merespon, Rabu (29/11/2017). Kondisi serupa juga terjadi di Dusun Sibarabara Desa Simataniari, Angkola Sangkunur. Di daerah yang juga menjadi 'langganan' banjir ini, dikabarkan sedikitnya 150 KK terdampak, dua sekolah dan satu rumah ibadah terendam.

"Ketinggian air lebih dari 50 centimeter, banjir disebabkan luapan Sungai Sangkunur dan Sungai Batangtoru yang hampir setiap musim hujan, warga disini selalu menjadi korban," ungkap B Ritonga (37) warga sekitar yang menilai tidak ada kebijakan pemerintah setempat mengenai masalah yang terus menjadi 'momok' bagi banyak warga itu.

Tak hanya di Sibarabara, di Rianiate masih kecamatan yang sama, banjir juga melanda. Dikabarkan puluhan rumah terendam, akibat luapan Danau Siais.

"Di Rianiate juga terendam, dan sampai kini perhatian dan kepedulian pemerintah belum ada. Buktinya bantuan apapun belum ada, mungkin karena sudah sering, makanya pemerintah pun tak mau ambil pusing," ketusnya dan juga kesal terhadap kesigapan pemerintah setempat menangani masalah 'langganan' itu.

Lagi-lagi, pihak pemerintah setempat, lewat pejabat Kecamatan Angkola Sangkunur Thohir Pasaribu pun sangat susah memberikan keterangan dan informasi. Terbukti, nomor handphone miliknya tak kunjung merespon meski dalam keadaan aktif.

Tak hanya pihak kecamatan saja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Tapsel lewat Kalaksa Ibrahim Lubis pun tidak memberikan jawaban terkait bencana tersebut. Parahnya lagi Golfrid L Tobing, juga petugas di BPBD Tapsel malah mengaku belum mendapatkan data terkait bencana yang sudah terjadi beberapa hari itu.

"Kami juga (masih) menunggu kabar data dari (masing-masing) camat yang bersangkutan. Dan sampai saat ini, belum masuk juga," pungkasnya.