MEDAN - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) yang juga anggota Komisi XI DPR RI Maruarar Sirait hadir di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut untuk tampil sebagai pembicara dalam diskusi Pancasila, Anak Muda, dan Usaha Kreatif di Gelanggang UIN, Jalan Sutomo, Medan, Sabtu (25/11/2017). Nama Maruarar kerap disebut-sebut sebagai salah satu bakal calon (balon) Gubsu 2018-2023. Apalagi hingga saat ini, PDIP belum memutuskan siapa calon yang didukung PDIP di Pilgubsu. Namun ketika ditanya hal itu, Maruarar enggan menanggapinya.

"Kita tunggu saja," kata Maruarar singkat.

Pria kelahiran Medan 48 tahun silam ini hanya mengatakan, Sumut dengan segala potensi kekayaan alamnya membutuhkan pemimpin yang punya hati, mengelola dengan terbuka dan menjadi solusi.

"Dan pemimpin yang bisa menjadi teladan. Kalau rakyat Sumatera Utara mau maju, mau sejahtera, pilihlah pemimpin yang bisa diteladani. Yang sudah-sudah, sudahlah, kita lihat ke depan," kata putra politisi senior PDIP Sabam Sirait ini.

Alumni Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini menilai, selain harus bisa menjadi teladan, pemimpin Sumatera Utara harus melahirkan terobosan-terobosan yang mengakomodir kepentingan rakyat dan kepentingan modal. Pungli di birokrasi harus tuntas, serta transparan dalam perencanaan dan pengelolaan anggaran.

Dan hal itu menurutnya belum terlihat di Sumatera Utara. Ia kemudian mencontohkan penanganan kerusakan Danau Toba. Menurutnya, kerusakan habitat Danau Toba kian mengkhawatirkan tanpa adanya usaha untuk menekannya. Alumni Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ini pun mengkitisi Pemprovsu yang dianggap membiarkan pengrusakan danau kebanggan Sumatera Utara itu.

Ia kemudian mewanti-wanti perusahaan yang terbukti merusak Danau Toba.

"Gubernur Sumatera Utara ke depan harus bertekad untuk itu. Usaha boleh, tapi kalau merusak, harus ditindak, ditindak tegas. Perlu ada kepastian hukum," tegasnya.