MEDAN-Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung mengatakan, terjeratnya Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, dalam skandal mega korupsi pengadaan KTP Elektronik bisa berdampak pada penurunan dukungan terhadap calon kepala daerah di Pemilu 2018.

"Itu fakta berbicara, survei kita baca terjadi tren penurunan, termasuk dukungan suara. Tentu saja itu nanti akan berdampak pada calon-calon partai Golkar yang berkaitan soal kepemimpinan kepala daerah. Itu pasti mempengaruhi," katanya.

Menurutnya, alternatif lain, partai untuk segera melakukan perombakan di kepemimpinan Golkar.

"Jadi tidak ada alternatif lain Golkar harus segera lakukan perbaikan, harus segera ada perubahan. Menyiapkan langkah-langkah ke depan, seperti menyiapkan pemimpin baru, yang betul-betul bisa diandalkan dalam menghadapi agenda politik," tuturnya.

Apabila Golkar, tegasnya, tidak melakukan perubahan di kepemimpinan akan kesulitan mendapatkan dukungan. "Namun, agar dapat dukungan bisa, Golkar bisa menghadirkan tokoh yang mendapat apresiasi dari masyarakat. Saya yakin, Golkar meraih dukungan," ungkapnya.

Akbar juga menilai, telah terjadi suatu penggerusan dan penurunan dukungan suara-suara Golkar. Hal itu terbukti dalam perjalanan panjang Golkar dalam mengarungi kompetisi politik hingga sekarang.

"Terakhir 70 persen, bukan tidak mungkin nanti 50 persen, yang paling saya takutkan adalah di bawah 40 persen. Apa artinya? Kalau di bawah 40 persen Golkar tidak punya wakil di DPR," ucapnya.

Bagaimana Golkar yang punya pengalaman panjang dalam politik di era orde baru selalu menang diatas 60 dan 70 persen. "Di era reformasi, dengan kemampuan menyesuaikan diri, dan melakukan langkah inovatif akhirnya menjadi pemenang tahun 2004," pungkas Akbar.