JAKARTA - Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi mengaku bakal mundur dari jabatan ketua umum PSSI. Langkah tersebut sebagai respons jenderal bintang tiga itu atas berbagai kegagalannya selama memimpin federasi sepak bola nasional.

Genap setahun kepemimpinannya di PSSI, Edy mengatakan tak ada satu pun target yang tercapai. Terutama dalam prestasi timnas Indonesia. 

"Saya gagal. Tahun ini saya gagal. Gagal yang saya maksud target saya," ujar dia seperti dikutip GoNews.co dari Republika.co.id, Selasa (14/11/2017).

Edy yang juga Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) terpilih sebagai ketua umum PSSI pada 10 November lewat Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2016 di Ancol, Jakarta. Dia dipilih oleh 76 dari 107 pemilik suara. Edy mengalahkan pesaing yang juga seniornya dari militer, yakni Jenderal (Purn) Moeldoko.

Usai terpilih Edy langsung membidik banyak target. Satu di antaranya mengantarkan Indonesia berjaya di SEA Games 2017. Edy menginginkan medali emas bagi Indonesia. Prestasi tertinggi yang pernah diraih tim Garuda 26 tahun lalu pada SEA Games 1992. 

Tetapi medali emas tersebut tak mampu diraih. Namun Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan cuma mampu meraih perunggu di Kuala Lumpur, Agustus 2017. 

"Tidak terlalu berat menurut saya SEA Games ini," ujarnya.

Tetapi kenyataannya, Edy dipaksa mengakui timnas Indonesia belum mampu juara dan kandas dari Malaysia di semifinal.

"Kita kalah. Saya real saja melihat ini," sambung dia.

Selain soal prestasi timnas, Edy juga mengakui kegagalannya membangun sistem kerja di PSSI yang lebih baik. Dia juga mengaku gagal menghadirkan kompetisi sepak bola nasional yang sehat juga sportif. 

"Kalau PSSI tak bisa saya bina seperti yang terjadi saat ini, saya akan cari orang yang akan mampu membinanya," ujar dia. 

Edy mengakui kekurangannya saat ini. Ia telah menghitung berbagai kegagalan dan mencari penyebabnya. Ia menemukan bahwa kesalahan itu karena ketidakmampuannya.

"Maka, saya akan cari orang yang lebih mampu," ujar dia.

Edy optimistis akan ada yang lebih mampu memimpin federasi dan membina sepak bola Tanah Air selain dirinya. Hanya, Edy tak mau menyebutkan siapa yang menurut dia  layak menggantikan dirinya kelak. 

"Masa nggak ada dari 260 juta orang Indonesia?" kata dia. ***