JAKARTA - Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Bambang Sadono menilai, pahlawan yang sesungguhnya adalah siapapun yang mau bekerja dan mau berjuang untuk kepentingan orang banyak secara ikhlas dan secara sukarela.

"Karena kalau pahlawan itu hanya yang wafat dalam peperangan, itu tentu makin lama, makin sedikit pahlawannya. Padahal justru dijaman sekarang ini lah banyak dibutuhkan para pahlawan. Artinya orang yang ikhlas, orang yang mau berjuang untuk kepentingan orang banyak," ujar Bambang dalam diskusi yang bertajuk "Pahlawan Jaman Now" di Press Room DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2017).

"Nah sayangnya, saya melihat bahwa itu makin tidak masuk akal untuk di zaman sekarang. Kenapa? Karena sekarang ini yang namanya idealisme itu, makin lama makin tipis, makin lama makin hilang," tambahnya.

Bambang pun mencontohkan dalam bidang ekonomi. UUD 45 Pasal 33 menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

"Itu sama sekali tidak menjadi kenyataan. Karena orang-orang makin mementingkan dirinya sendiri maka yang tumbuh konglomerat, taipan-taipan, saudagar-saudagar besar," jelasnya.

Akibatnya kata Bambang, koperasi menjadi mati suri. Bahkan UU Koperasi saja setelah dibatalkan oleh MK sampai sekarang tidak ada tanda-tanda dari pemerintah maupun DPR mau membuat UU Koperasi.

"Nah dengan model begini, bahwa kita sebenarnya menunjukan bahwa perhatian kita terhadap perekonomian kecil itu sama sekali tidak ada," jelasnya.

"Jadi artinya yang kaya dibantu menjadi kaya, namun yang miskin dibiarkan untuk tetap miskin. Itulah sebabnya kesenjangan pendapatan di Indonesia sangat timpangnya luar biasa, sudah perkiraan 1 persen orang Indonesia menguasai aset sampai 50 persen. Dan 10 persen orang Indonesia menguasai aset sampai 75 persen," pungkasnya.***