PALAS - KPW Tenaga Ahli (TA) Provinsi Sumut pengembangan ekonomi didampingi TA infrastruktur Kabupaten Padang Lawas bidang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) blusukan ke desa-desa untuk meninjau keaktifan pengelola BUMDes baik dalam bidang kerajian konveksi kain tenun BUMDes Saroha di Desa Sialambue, Kecamatan Barumun, Jumat (10/11/2017). Tak hanya itu, mereka juga melanjutkan tinjauan ke BUMDes Sepakat yang bergerak di bidang pengelolaan pengembang ternak lembu di Desa Hutanipan, Kecamatan Lubuk Barumun dan seterusnya ke BUMDes di Kecamatan Barumun Selatan yang bergerak di bidang pengembangan ternak ayam di desa Pagursatio dan pengembangan ternak ikan kolam air tawar di lokasi Desa Sayurmaincat.

“(Kalai) BUMDes di sejumlah desa beroperasi aktif, tentu dapat menyerap banyak tenaga kerja. (Hal ini) tentu perlu dukungan stakholder dalam pengembangan usaha secara baik," kata Syahril Lubis Tenaga Ahli Pengembangan ekonomi Provinsi Sumut didampingi Tenaga Ahli Infrastruktur desa Gontar Harahap dan Aidil Syukri serta petugas pendamping desa Firdaus Husein Daulay dan Rifai disela peninjauan BUMDes Saroho di Desa Sialambue.

Pembentukan BUMDes merupakan program prioritas yang diluncurkan pemerintah pusat sebagai program nasional sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 yang mengisyaratkan desa harus memiliki BUMDes.

"Selama ini yang menjadi problem yakni mayoritas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat pedesaan belum mampu mengelola BUMDes. Meski demikian kita terus melakukan sosialisasi secara intens di setiap desa," jelasnya.

Kehadiran BUMDes ini, sebut dia, dapat meningkatkan PAD desa tersebut. Ia mengajak masyarakat untuk menanam sahamnya di BUMDes, sebab tidak ada peraturan yang melarang, karena dengan besar dukungan masyrakat akan mampu meningkat kemajuan Bimdes yang bermanafaat bagi kesejahteraan masyarakat.

“Kami akan tetap melakukan evaluasi terhadap BUMDes setiap tahun. Artinya bila BUMDes tidak berkembang kami mencari tahu apa penyebabnya. Karena BUMDes itu harus bisa mandiri. Jangan hanya mengharapkan anggaran dari dana desa,” imbuh Aidil Syukri dan Gontar Harahap.

Sebaliknya, tambah Aidil, pengembangan has profuksi tentang pemasaran produk yanh dihasilkan konveksi tenun seperti Bumdes Saroho Sialambue ini, perlu mendapat dukungan pemerintah.

"Jika kemajuan Bumdes melaju pesat, tentu dapat menyerap tenaga kerja dari kalangan masyrakat setempat, sehingga mengatasi penggangguran," pungkasnya.