MEDAN-Konflik Partai Gerindra di Sumut masih terus berlanjut. Konflik terjadi dikarenakan adanya dugaan bahwa Ketua DPD Partai Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu, dengan semena-mena, tanpa menggunakan mekanisme partai, mencopot sejumlah Ketua DPC Kabupaten/Kota.


Setidaknya terdapat tiga hal yang dinilai menyebabkan konflim tersebut dapat terjadi, yaitu musyawarah pergantian pengurus, menentukan caleg, dan menentukan figur untuk pilkada dan pilpres. 

Hal tersebut disampaikan oleh pengamat politik Shohibul Anshor Siregar kepada RMOLSumut.com melalui pesan tertulis, Selasa (7/11). 

"Setiap partai non-kader dan non-ideologis akan rutin menggembirakan konflik terbuka saat (1) musyawarah pergantian pengurus (2) menentukan caleg (3) penentuan figur untuk kontestasi di lembaga eksekutif (pilkada dan pilpres)," katanya.  

"Konflik Gerindra pasti terkait dengan salah satu atau ketiga faktor itu sekaligus," sambung Shohibul Anshor.   

Jika konflik berlanjut dan semakin besar, jelas Shohibul, nasib Partai Gerindra akan serupa dengan PPP dan Golkar yang terlebih dahulu telah disibukkan dengan konflik internal tak berkesudahan. 

"Gerindra wajib hati-hati karena kondisi ini bisa berkembang lebih buruk terutama penguasa sangat inginkan hal serupa itu. Sebagaimana terjadi pada PPP dan Golkar yang hingga hari ini boleh disebut kupak-kapik dan tak kapok-kapok," tandasnya.