JAKARTA - Hari ini merupakan hari dimana Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jokowi genap sudah memimpin negeri ini selama 3 tahun.

Terkait momen tiga tahun kepemimpinan Jokowi-jK tersebut, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyampaikan bahwa tentunya pemerintah akan memaparkan hasil yang bagus-bagus saja.

Namun kata Fadli, perlu diingat bahwa pihak-pihak lain juga mencatat dan melihat secara kritis bahwa pemerintah Jokowi-JK juga belum sepenuhnya memenuhin janji-janjinya.

Bahkan kata Fadli, masih ada beberapa kegalan-kegalan dan belum ada yang signifikan selama 3 tahun tersebut.

"Ada sejumlah hal yang perlu diapresiasi, misalnya soal keseriusan pemerintah melakukan debirokratisasi perizinan dalam usaha. Peringkat kemudahan berusaha kita saat ini memang meningkat ke posisi 40 dari sebelumnya yang hanya menempati posisi 106. Itu capaian yang baik. Namun sayangnya, masih banyak yang tercapai bahkan terjadi kemunduran," ujar Fadli Zon saat diskusi publik Press Room Parlemen, Jumat (20/10/2017).

Bahkan menurutnya, capaian Jokowi masih banyak yang mengecewakan. "Pertama bidang demokrasi, dalam catatan saya, Indek Demokrasi Indonesia (IDI) terus menurus menurun. Pada tahun 2014, Indek berada di angka 73,04 persen, namun saat ini hanya 70,09 persen," paparnya.

Kemudian kata dia, dalam bidang politik. Dalam tiga tahun terakhir kata dia, masyarakat kembali menyaksikan adanya praktik pecah belah terhadap partai tertentu. "Jadi kubu yang tidak pro, akhirnya tidak diakui seperti dibuat seakan-akan kalah di pengadilan, ini bentuk kemunduran," tukasnya.

Apalagi soal ekonomi, kata Fadli, selama tiga tahun ini pemerintah hanya kerja, tapi tidak bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Pemerintah gencar membangun jalan tol, namun ada keanehan, kenapa? Karena pembangunan insfratuktur yang diklaim bisa jadi trigger untuk menggerakkan ekonomi atau menyerap tenaga kerja, terbukti tidak terjadi. Dari data saya, sektor industri logam dasar justeru tumbuh negatif 3,06 persen. Industri logam juga susah bergerak, ini aneh, lalu darimana baja, besi, logam yang digunakan membangun tol, jembatan, dan rel kereta api? Apakah impor?," tanya Fadli.

"Begitupula dengan klaim penciptaan lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi justeru anjlok lo," tandasnya.

"Jadi secara keseluruhan, saya menilai rapor Jokowi-JK masih merah. Istilahnya kelihatan banyak kerja tapi miskin kinerja. Karena faktanya, masyarakat hidup susah dan cari kerjaan juga susah," pungkasnya. ***