MEDAN - Tingkat sanitasi di Indonesia ternyata masih jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN. Dalam hal ini, negara yang dipimpin Jokowi-JK berada pada urutan 9. Peringkat pertama dipegang negara tetangga, yakni Singapura. Sedangkan, Malaysia di urutan kedua.

"Tingkat sanitasi di Indonesia berada di urutan ke-9. Urutan ini kalah dengan Timor-timor yang berada di atas satu peringkat. Terlebih, dengan negara Laos, Kamboja Singapura dan Malaysia," ungkap Regional Manager Sumatera Utara United States Agency for International Development (USAID) Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (PLUS), Ir Muhammad Yagi yang ditemui di Medan akhir pekan ini.

Diutarakannya, dengan peringkat tersebut hal ini berarti menggambarkan beberapa negara tetangga lebih sehat ketimbang Indonesia dalam masalah akses air dan sanitasi perkotaan.

"Kita berharap kepada masyarakat terjadi perubahan perilaku positif yang peduli dengan kondisi kesehatan. Jadi, diharapkan di rumah masing-masing terdapat tanki septic kedap. Sebab, ini sudah menjadi suatu keharusan bagi masyarakat karena manfaatnya sangat baik," tutur Yagi.

Disebutkannya, dengan menggunakan tanki septic kedap dimaksudkan supaya tidak ada polusi ke dalam air tanah. Jangan sampai air yang digunakan untuk mencuci tangan dan lainnya, ternyata kotor. Apabila hal itu terjadi tentunya sangat mengkhawatirkan.

"Tanki septic kedap sudah ada Perda yang dibuat dan mengharuskan masyarakat. Sekarang ini sedang dibuat petunjuk tehnisnya, bagaimana manajemennya dalam skala perkotaan. Kemudian, dibuat lembaga pengelolannya. Rencananya, lembaga ini dibuat oleh PDAM Tirtanadi yang bekerja sama dengan Pemko Medan," jelas Yagi.

Dia menuturkan, masyarakat didorong untuk menggunakannya. Namun, tentu hal ini tidak mudah karena butuh biaya yang tak murah alias mahal. Akan tetapi, manfaatnya untuk generasi mendatang.

"Sekitar 80 persen air yang kita pakai di rumah itu akan menjadi polusi. Oleh karena itu, disarankan dengan tangki septic kedap. Setiap warga harus membayar, nanti tanki septic disedot. Ini membutuh biaya yang tidak murah sekitar Rp5 jutaan. Biaya ini bukan setiap tahun, tetapi waktu yang cukup lama hingga lebih dari 30 tahun ke depan," cetusnya.

Menurut dia, apabila sejak saat ini sudah melindungi air tanah dari ekoli dan polusi lainnya, maka tingkat diare akan jauh lebih menurun.

"Diare jangan dianggap enteng, karena dapat mengikis zat dalam tubuh yang menyebabkan tingkat kecerdasan menurun. Faktanya, perhelatan Sea Games kita berada di posisi kelima. Hal ini merupakan dampak langsung penurunan kualitas SDM dari polusi air tanah, melalui ekoli dan lain sebagainya," tandas Yagi.