PALAS-Melihat sejumlah anak bermain bola kaki diatas lumpur di sebuah lokasi dekat persawahaan di desa Siolip, Kecamatan Barumun, Kabupaten Padang Lawas (Palas) mengundang perhatian tim evaluasi Kecamatan Barumun disela-sela kegiatan pemeriksaan objek sasaran pembangunan.

Hal ini tentu akibat ditenggarai minim sarana olahraga dipingiran desa dan mahalnya area bermain di pusat ibukota, membuat mereka memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai lokasi bermain setelah pulang sekolah.

Seorang anak mengaku bermarga Lubis, ketika sedang asik bermain dengan sejumlah temannya dengan kondisi bergelumang lumpur bertelanjang dada tanpa busana dibadan menuturkan, "Main bola diatas lumpur licin, tapi asik..... asik kok pak, sebelum mandi kesungai langsung cebur ke air," kata mereka secara bersama

Terlihat, seluruh tubuh anak-anak belia ini penuh dengan lumpur setelah bermain bola kaki lumpur di sebuah kawasan yang berdekatan dengan sekolah Madrasah didesa tersebut

Warga setempat Alwi menyaksikan para bocah bergelumang lumpur menuturkan, Wahhh serunya anak-anak ini maen becek-becek di kubangan, "Eh, pulang bermain lumpur nantinya, pasti dimarahin orang tua mereka,kata Alwi geleng kepala melihat anak-anak desanya bergumang lumpur disekujur tubuh mereka

Beginilah potret kehidupan anak desa sekarang, kata Kasi Pembangunan Kecamatan Barumun Hj Risma ,disela kegiatan evaluasi pembangunan sarana infrastruktur di desa Siolip.

Menurut dia, sekarang ini udah jarang ada sarana bermain untuk anak-anak karena banyak lahan kosong yang telah beralih fungsi ditamani pohon sawit dan karet. Akibatnya, lokasi apapun namanya dimanfaatkan anak-anak untuk jadi sarana bermain. " Tapi saya melihat dari sudut pandang sosial, masih ada keceriaan anak desa tetap bergembira bermain bersama teman sebayanya, "sebutnya.

Bagaimana kedepannya nanti? tanya Risma. Dia berpendapat, miris anak-anak kedepan dapat memanfaatkan lahan luas untuk bermain karena keterbatasan ruang terbuka membuat anak-anak memilih bermain dirumah mereka sendiri,katanya

Dikatakan,akibat sempitnya pekarangan rumah yang terus menyempit karena bangunan rumah padat dan tidak beraturan, juga menjadi salah satu faktor sehingga anak-anak mencari tempat bermain sendiri "merambah" lokasi kosong yang dapat dijadikan arena bermain.

Lain halnya dengan Kepala Desa Siolip Kholid Nasution mengatakan, anak-anak yang sedang asik bermain lumpur ini,lebih memilih bermain-main ,untuk menghindari suruhan orang tua mereka kesawah "Membuat anak-anak ini bebas bermain dengan kelompoknya.Disamping sarana bermain minim didesa, "imbuhnya