JAKARTA - Sebanyak 280 pucuk senjata api dan 6.000 amunisi dikabarkan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Jumat (29/9) malam. Berdasarkan broadcast yang beredar di dunia maya, diduga barang tersebut merupakan kiriman dari Rusia untuk Korps Brimob Polri namun masih tertahan.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, meminta Polri segera memberikan keterangan perihal kedatangan senjata tersebut. Apakah 280 senjata berjenis SAGL itu merupakan pesanan polri untuk melengkapi 15 ribu senjata yang direncanakan akan dibeli di luar negeri tersebut.

"Polri perlu menjelaskan, apakah senjata dan amunisi ini bagian dari rencana Polri untuk membeli 20.000 pucuk senjata api," kata Neta melalui siaran yang diterima GoNews.co di Jakarta, Sabtu (30/9).

Menurut Neta S Pane, sebelumnya polri melalui dana APBN menginginkan untuk membeli senjata berjenis MGP 4. Yang kemudian oleh DPR disetujui untuk membeli 20 ribu pucuk senjata.

"Untuk menghindari kesimpangsiuran Polri perlu menjelaskan, apakah senjata yang tertahan di bandara itu berbeda dengan senjata yang hendak dibeli dari luar negeri yang sebanyak 15.000 pucuk. Penjelasan ini diperlukan agar tidak muncul spekulasi yang merugikan Polri," paparnya.

Untuk diketahui, senjata api dan amunisi tiba di bandara Soekarno Hatta Jumat (28/9) malam. Diduga senjata dan amunisi yang dikirim oleh PT Mustika Duta Mas itu untuk Korps Brimob Polri.

Saat ini keberadaan senjata tersebut berada di gudang UNEX area kargo Bandara Soekarno Hatta. Namun rekomendasi Kabais TNI terkait izin masuk impor barang tersebut belum diterbitkan, sehingga Korps Brimob Polri tidak bisa mengambil barang tersebut sebelum terbit rekomendasi dari Bais TNI dan Proses Kepabeanan selesai. ***