MEDAN-Dukungan masyarakat akar rumput sangat berpengaruh dalam kontestasi politik apapun, termasuk Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu).

Bagi sosok yang telah memiliki segudang pengalaman, tidak sulit untuk mendapatkan dukungan dan suara dari akar rumput. Lalu bagaimana dengan para pendatang baru, terlebih politisi yang dapat dikategorikan sebagai tokoh muda?  

Untuk mendapatkan jawabannya, redaksi RMOLSumut.com coba menghubungi pengamat politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU), Faisal Riza, Selasa (12/9). 

Faisal mengatakan bahwa para pendatang baru atau tokoh muda, perlu melakukan kerja dan advokasi yang bersifat kemasyarakatan  untuk menarik hati masyarakat akar rumput.

"Untuk mendapatkan dukungan grassroot para politisi muda tersebut bisa melakukan kerja -kerja kemasyarakatan, advokasi pada isu kerakyatan," katanya.

Kerja dan advokasi kemasyarakatan, jelas Faisal, akan menjadi penilaian bagi masyarakat akar rumput  atas kualitas politisi muda  untuk menjadi pemimpin di Sumatera Utara. 

"Dari sini nanti masyarakat akan menilai mereka kompeten atau tidak dalam kepemimpinan," jelasnya. 

Selain itu,  kerja dan advokasi kemasyarakatan penting untuk menunjukkan bahwa si politisi muda tersebut bukan merupakan politisi karbitan. Jika masyarakat menilai bahwa seorang politisi muda bukan politisi karbitan, maka dukungan elit akan mengikutinya.

"Kerja seperti ini juga untuk menepis anggapan sebagai politisi karbitan. Jika dukungan rakyat penuh maka lobi elit untuk mendapatkan dukungan bisa lebih mudah," demikian Faisal.