JAKARTA - Indonesia berpeluang merebut kebutuhan tenaga pelayaran internasional khusus kapal penumpang dalam jumlah yang cukup besar bilamana pemerintah memberikan dukungan dengan mendatangkan tenaga pendidik profesional di bidang tersebut.

"Dari data pelayaran internasional kebutuhan tenaga pelayaran kapal penumpang sebanyak 80 ribu hingga tahun 2025. Kalau pemerintah mau mendatangkan tenaga pendidik profesional passanger pasti Indonesia bisa merebut porsi lebih besar dari kebutuhan tersebut," kata Ketua Alumi Akademi Maritim Djadajat, Datep Purwa Saputra dalam acara Reuni Akbar Akademi Maritim Djadajat 1963-2017, di Sunlake Hotel, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (9/9/2017).

Menurut Datep, Indonesia belum bisa menyerap kebutuhan tenaga pelayaran untuk kapal penumpang di internasional karena keterbatasan sekolah yang memberikan program di bidang itu.

Akademi pelayaran baik milik pemerintah atau swasta yang ada lebih konsentrasi mencetak tenaga pelayaran kapal niaga dan tanker saja.

"Peran tenaga pendidik profesional passanger yang didatangkan pemerintah sangat dibutuhkan dalam mencetak lulusan yang nantinya dapat diserap dalam menjawab kebutuhan tenaga pelayaran kapal penumpang di dunia internsional. Sayang jika ketersediaan kebutuhan tenaga pelayaran penupang di pasar internasional, tidak kita manfaatkan," terang Datep yang didampingi Ketua Panpel Reuni Akbar Akademi Maritim Djadajat Capt. Arief Sunandar.

Sementara Arief menambahkan, pihaknya bergembira jika lulusan Akademi Maritim Djadajat yang telah meluluskan 50 angkatan tersebar, sudah dapat terserap sebagai tenaga pelayaran ke seluruh Indonesia bahkan internasional hingga Belanda dan Amerika.

Acara Reuni Akbar Akademi Maritim Djadajat menampilkan berbagai hiburan dan penampilan artis kondang Nini Karlina. ***