MEDAN-Kepantasan Ketua DPD Partai Demokrat Sumut, JR Saragih mencalonkan diri menjadi Gubernur Sumut dipertanyakan. Walau sudah menjabat Bupati Simalungun selama dua periode, namun tak satupun ada program atau hasil kerjanya yang membuat namanya naik ke panggung nasional.

Berbeda dengan beberapa bupati atau walikota lainnya yang karya atau kebijakan mereka menjadi perbincangan di level nasional. Di antaranya Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Masing-masing mereka merupakan pimpinan yang dalam kebijakannya selalu inovatif dan berorientasi pada perbaikan kesejahteraan rakyat.

Pantas kalau kemudian nama-nama tersebut digadang-gadang menjadi gubernur di masing-masing daerahnya. Naik kelas. Berbeda dengan JR Saragih yang tidak memiliki kebijakan inovatif.

Menanggapi perbandingan tersebut, Ketua Tim Pendukung JR Saragih, yakni Meilizar Latif menolak anggapan tersebut.

"Tri Rismaharini itu kuat dalam hal leadership, sehingga dia bisa memimpin perubahan di Surabaya. Kekuatan JR juga di leadership-nya," kata Meilizar yang juga Sekretaris Demokrat Sumut kepada medanbsnisdaily.com, di Medan.

Kata Meilizar, posisi JR sebagai Ketua Demokrat Sumut dan Bupati Simalungun selama dua periode merupakan bukti kepemimpinannya yang kuat.

"Kami menginginkan kader sendiri, yakni JR Saragih yang diusung jadi calon Gubsu," kata anggota DPRD Sumut ini.