TAPANULI SELATAN-Sadis ! Seorang tuna netra menjadi korban sodomi oleh temannya di salah satu desa di Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan. Malangnya lagi, selama ini korban yang tidak dapat melihat itu juga mengalami penyiksaan berupa sundutan api rokok dan sayat-sayatan benda tajam.

“On ditutung ia, lewat saminggu hari Rabu na lewat. On pencakaran do na onan. (Ini dibakarnya, sudah seminggu hari Rabu kemarin. Yang ini dicakarnya,red),” terang IMH pria berusia 21 tahun itu sembari meraba-raba tangan kirinya, Selasa (29/8/2017) malam di IGD RSUD Kota Padangsidimpuan.

Saat diperiksa dokter IGD, dr Hanif. Korban mengeluhkan beberapa sakit akibat penyiksaan secara fisik yang membekas hampir di sekujur tubuhnya. Di wajahnya, terdapat banyak bekas goresan dan sundutan api. Begitu juga di tangan. Di punggung pun demikian, bekas dan goresan melukis tubuh pemuda yang saban waktu bekerja juru pijat, untuk membutuhi hari-harinya.

Menurut seorang pria yang mengaku sebagai paman korban yang juga mendampinginya di IGD, kasus sodomi dan penyiksaan yang berulang dalam jangka waktu sebulan terakhir ini, terungkap setelah Anton, saudara korban yang pulang dari perantauan dan mendapat cerita langsung dari korban.

Dari penuturan korban ke keluarga, kemudian mengantarkan mereka membuat pelaporan di Polsek Angkola Timur dan kemudian didampingi Kanit SPKT, Aiptu E Hutajulu dalam pembuatan visum et repertum di rumah sakit.

“Kalau di kaki, orang Abang lah yang lebih tahu itu,” sergah IMH saat pemeriksaan dokter.

Saat dokter hendak memeriksa bagian anus korban, betapa kagetnya mereka mendapati kondisi kemaluan korban yang juga terikat tali plastik yang menyebabkannya pembengkakan dan membutuhkan dilakukannya operasi.

Sesungguhnya, dari ceritanya, ia yang mengikatnya sendiri lantaran kerap buang air kecil saat pelaku berinisial SR (22) mengerjainya, terakhir pada Senin (28/8/2017) sore kemarin sekira pukul 16.00 WIB di salahsatu kebun milik warga.

“Inda na waras bei, gari anggo waras na ikarejoon ia songon on (Tidak waras lagi itu, seandainya dia waras tidak akan dilakukannya seperti ini,red),” sesal dan keluhannya saat ikatan tali pada kemaluannya dilerai petugas rawat. Tampak korban begitu kesakitan dan mengeluh hendak buang air kecil namun tak dapat dilakukannya.

Sementara itu, di Polsek Angkola Timur, diketahui korban telah membuat laporan polisi dengan nomor LP/296/VIII/2017/SU/Tapsel.