MEDAN - Ratusan warga Belawan melakukan aksi unjuk rasa ke Stasiun PT KAI Belawan Senin (28/8/2017). Hal ini dilakukan mereka sebagai wujud menolak penggusuran. PT.KAI sebelumnya memberikan uang tali kasih sebanyak Rp1,5 juta, namun warga keberatan. Warga yang tinggal di pinggir rel mulai dari Jalan Stasiun Kampung Salam hingga Pajak Pisang Belawan sebagian besar menolaknya. Menurut mereka tidak pantas diberi uang itu lalu mereka diusir dan disuruh pindah begitu aja.

Dalam orasinya, mereka meminta agar pihak PT.KAI lebih manusiawi lagi kepada warga, dan jangan seenaknya memberikan uang kerohiman.

Sulais Taufik selaku kordinator yang mewakili para pendemo mengatakan, kehadiran mereka di sana menyewa dan membeli lahan dari pihak PT.KAI dari tahun 2003 sampai sekarang, dan kenapa sekarang pihak PT.KAI mau menggusur seenaknya dan memberikan uang kerohiman yang tidak sesuai.

"Kami di sini membeli dan bukan penggarap," ucap Sulais Taufik.

Setelah para pendemo mulai memanas, Kapolsek Belawan Kompol Eddi Supriyanto menenangkan para pendemo dan meminta para pendemo untuk bisa menahan diri karena Belawan ini sudah kondusif dan jangan dibuat ribut. Kapolsek Belawan akan menjembatani menjumpai Kepala Stasiun PT.KAI Belawan.

Kemudian setelah Kapolsek Belawan Kompol Eddi Supriyanto menjumpai Arianto Siregar Kepala Stasiun PT.KAI Belawan, Kepala Stasiun mau menjumpai perwakilan para pendemo sebanyak lima orang ke ruangannya.

Tapi setelah ketemu di ruangan Kepala Stasiun Belawan dan diadakan musyawarah kepada perwakilan pendemo, namun tidak ditemukan kemufakatan serta Arianto Siregar tidak bisa memutuskan keinginan perwakilan para pendemo. Akhirnya para perwakilan pendemo menyerahkan semua masalah ke DPRD Sumut.